B. Sejarah Sajak
B. Sejarah Sajak
Source : gramedia.com
Sastra di Indonesia mulai muncul sejak tahun 1920 dan terus berkembang hingga saat ini baik dalam bentuk ragam prosa maupun puisi. Sajak Indonesia modern pertama adalah sajak yang ditulis oleh M. Jamin atau Muhammad Yamin yang berjudul “Tanah Air”.
Namun, sebelumnya juga sudah dikenal sastra Melayu lama yang berupa pantun dan syair. Pantun dan syair ini tergolong pada sastra tradisional atau konvensional.
Muhammad Yamin memasuki sajak-sajak tradisional dalam karya-karyanya. Hal ini kemudian diikuti oleh beberapa teman angkatannya dan membentuk era pujangga baru. Perkembangan angkatan pujangga baru mulai dari 1920-1942.
Pada periode ini terdapat 134 penyair yang berkontribusi memberikan karya terbaiknya. Beberapa karya yang terkenal pada periode ini yaitu sajak “Nyanyi Sunyi” dan “Buah Rindu” karangan Amir Hamzah, “Mudah Kelana” dan “Puspa Mega” karangan Sanusi Pane, dan “Gamelan Jiwa” karya Armijn Pane.
Periode selanjutnya setelah angkatan pujangga baru adalah angkatan 45. Perkembangan pada periode berlangsung mulai dari tahun 1942-1955. Periode ini memiliki ciri aliran realisme atau sangat tergambar kehidupan sehari-hari.
Sajak pada periode ini merupakan sajak bebas yang tidak terikat dengan aturan jumlah baris, persajakan, dan periodisitas. Hal ini dikarenakan karya angkatan 45 merupakan respon dari angkatan pujangga baru. Pelopor pada angkatan 45 yang terkenal adalah Chairil Anwar dengan puisinya dalam “Deru Campur Debu” dan “Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan yang Putus”.
Memasuki tahun 1950-an munculah puisi epik yang terkenal yaitu “balada”. Masa ini berlangsung mulai dari 1950-an hingga 1960. Balada menjadi terkenal setelah dipelopori oleh W.S Rendra pada saat itu.
Pada awal 1970 hingga 1990 mulai ditemukannya penyair-penyair berbakat dengan timbulnya periode sastra terkhusus puisi yang memiliki corak dan ciri tersendiri. Perkembangan puisi era ini sangat banyak daripada sebelum-sebelumnya. Penyair yang terkenal pada masa ini yaitu Sutardji Calzoum Bachri, Abdul Hadi Wm, Ibrahim Sattah dll.
Berbicara karya sastra terdapat 2 istilah yang sering dilontarkan yaitu sajak dan puisi. Istilah puisi itu sendiri berasal dari bahasa belanda yaitu “poezie” sementara sajak yaitu “gedicht”.
Diantara keduanya, sajak tidak langsung dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia berbeda dengan puisi. Lain halnya dalam bahasa inggris yang memberikan perbedaan diantara keduanya dengan sebutan “poetry” untuk puisi dan “poem” untuk sajak.
Indonesia (melayu) sebelum mengenal istilah di antara keduanya hanya mengenal satu istilah yaitu “sajak”. Sajak ini sudah menggambarkan poezie dan gedicht. Oleh karena itu, istilah sajak dan puisi tidak dikacaukan. Sebagai contoh, antologi puisi dari puisi Chairil Anwar untuk menunjuk jenis sastranya sementara untuk individu sajak Aku.