F. Jenis sajak
F. Jenis sajak
Source : gramedia.com
Jenis sajak berdasarkan Unsur bunyi terbagi ke dalam beberapa bagian:
1. Unsur bunyi itu sendiri
a. Sajak sempurna
Sajak sempurna adalah sajak yang memiliki ulangan bunyi timbul sebagai akibat adanya ulangan kata. Contoh dari sajak sempurna sebagai berikut:
Kalau sudah bisa berenang
Ingat-ingat pada basahnya
Kalau sudah merasa senang
Ingat-ingat masa susahnya
b. Sajak paruh
Sajak paruh adalah sajak yang memiliki ulangan bunyi yang dalam sebagian baris dan kata-kata tertentu. Contoh dari sajak paruh sebagai berikut:
Sisi timur hancur
Sisi selatan curam
Sisi barat gelap
Sisi utara berbisa
Kau dan aku tiarap dan
Berdebar-debar memeluk bantal
Sisi atas bocor
Sisi bawah susah
Sisi kiri dikebiri
Sisi kanan ditikam
Kau dan aku tengkurap di langit
(F. Rahardi, “Berita Libanon”, Sumpah WTS, 1985)
c. Aliterasi
Asonansi merupakan ulangan bunyi konsonan yang termuat pada baris puisi Sehingga menimbulkan irama tertentu. Contoh aliterasi ”menghantar bahtera ke segara darma”. Pada kalimat tersebut huruf r yang bersumber dari kata “hantar” dan “darma” tidak membentuk aliterasi.
Namun, kata “bahtera” dan “segara” memiliki bunyi konsonan berulang pada kedudukan yang diberi penekanan. Lain halnya dengan “Ibu adalah awan indah terbang rendah” bunyi yang terdengar dari huruf “h” bukanlah sebuah aliterasi.
d. Asonansi
Asonansi merupakan ulangan bunyi bukan konsonan yang termuat pada baris puisi Sehingga menimbulkan irama tertentu. Sebagai contoh bentuk asonansi misalnya “Pergi saja sana! Kita sudah tidak pantas lagi bersama”.
Jika dirasakan terdapat bunyi yang berulang dengan huruf vokal “a” pada kutipan tersebut. Pengulang tersebut memberikan kesan marah yang ingin disampaikan oleh pengarang[a3] .
2. Posisi kata yang mendominasi
a. Sajak awal
Sajak awal merupakan ulangan bunyi yang ditemukan pada tiap awal baris. Contoh sajak awal pada bait ke-2 dari puisi yang berjudul “Baju Baru Warna Biru” sebagai berikut :
Mama kelak aku sudah dewasa dan bekerja
Akan kubalas semua jasamu
Mama maafkan aku kadang membuatmu
Menangis dan berduka
Aku akan berjanji akan menjadi anak yang
Berbakti (Zahrani, tp th: 45)
Pada sajak di atas terdapat pengulangan konsonan /m/ di awal baris yaitu kata “mama” dan kata menangis”. Inilah yang disebut sebagai sajak awal.
b. Sajak tengah
Sajak tengah merupakan ulangan bunyi yang ditemukan pada tengah baris. Contoh dari sajak tengah dari puisi yang ditulis oleh Sutardji Calzoum Bachri adalah sebagai berikut:
puan jadi celah
celah jadi sungai
sungai jadi muare
muare jadi perahu
perahu jadi buaye
buaye jadi puake
puake jadi pukau
pukau jadi mau
…
c. Sajak akhir
Sajak awal merupakan ulangan bunyi yang ditemukan pada akhir baris. Contoh sajak akhir dapat dilihat pada bait I dari puisi yang berjudul “Bakti Guruku”.
Selamat pagi anak-anak
sapa hangat penuh senyum semangat
kau tebar ilmu yang bermanfaat
demi anak didik kau berikan nasehat
jasa muliamu guncangkan akherat (Zahrani, tp th: 15).
Pada kutipan di atas sajak akhir terdapat pada baris kedua, tiga, empat, dan lima. Keempat baris tersebut memiliki bunyi akhir yang sama yaitu /at/. Sajak akhir pada kutipan di atas berfungsi untuk memberikan penekanan pada bunyi tertentu dan juga memberikan keindahan bagi puisi.
3. Hubungan antarbaris dalam setiap bait
a. Sajak merata (terus)
Sajak merata memiliki ciri khas yaitu setiap akhir kata memiliki perulangan bunyi yang sama, misal (a,a,a,a) atau (b,b,b,b). Contoh sajak merata yaitu :
Mari kita bersama-sama
Naik sepeda bersuka ria
Jangan lupa ajak kawan serta
Agar hati yang sedih jadi terlupa
b. Sajak berselang
Sajak berselang memiliki ciri khas yaitu setiap baris memiliki pola perulangan bunyi yang saling berselang, misal (a,b,a,b). Contoh sajak berselang yaitu :
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke ketepian
Bersakit- sakit dahulu
Bersenang- senang kemudian
c. Sajak berangkai
Sajak berangkai memiliki ciri khas yaitu setiap 2 baris memiliki pola perulangan bunyi yang berulang, misal (a,a,b,b). Contoh sajak berangkai yaitu :
perahu jadi buaye
buaye jadi puake
puake jadi pukau
pukau jadi mau
d. Sajak berpeluk
Sajak berpeluk memiliki ciri khas yaitu terdapat perulangan bunyi yang sama di tengah baris, misalnya (a,b,b,a). Contoh sajak berangkai yaitu :
Gelombang menari ditingkah angin
Camar-camar berebut ikan
Biru laut biri ikan-ikan
Aku pun ingin menjelma angina
4. Sajak bebas
Sajak bebas adalah sajak yang tidak terikat akan bentuk dan aturan sehingga sajak bebas juga disebut sebagai prosa.
5. Keterikatan
a. Sajak Pantun
Sajak pantun memiliki 4 baris dimana terdapat pola (a,b,a,b) yang mana memiliki karakter seperti sajak berselang. Pantun memiliki 4,8 atau 12 suku kata di Setiap barisnya. Dua baris di awal sebagai pembayang Sementara dua baris akhir sebagai isi atau maksud dari pantun itu sendiri.
b. Sajak Syair
Sajak syair memiliki karakter yang mirip dengan sajak merata. Empat baris dalam Setiap rangkap pada sajak syair memiliki rima yang sama. Serupa dengan sajak pantun Setiap baris memiliki 4,8, atau 12 suku kata. Isi dari syair biasanya berupa suatu cerita atau peristiwa,
6. Sajak visual
Sajak visual adalah sajak yang isinya berupa penggambaran dari suatu objek atau benda.