Puisi Chairil Anwar 1945

Puisi Chairil Anwar 1945

Source : titikdua.net

 

KEPADA PENYAIR BOHANG

Suaramu bertanda derita laut tenang…
Si Mati ini padaku masih berbicara
Karena dia cinta, di mulutnya membusah
Dan rindu yang mau memerahi segala
Si Mati ini matanya terus bertanya!

Kelana tidak bersejarah
Berjalan kau terus!
Sehingga tidak gelisah
Begitu berlumuran darah.

Dan duka juga menengadah
Melihat gayamu melangkah
Mendayu suara patah:
“Aku saksi!”

Bohang,
Jauh di dasar jiwamu
bertampuk suatu dunia;
menguyup rintik satu-satu
Kaca dari dirimu pula. . ..

1945

LAGU SIUL*

Laron pada mati
Terbakar di sumbu lampu
Aku juga menemu
Ajal di cerlang caya matamu
Heran! ini badan yang selama berjaga
Habis hangus di api matamu
‘Ku kayak tidak tahu saja.

II

Aku kira
Beginilah nanti jadinya:
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta,
Tak satu juga pintu terbuka.

Jadi baik kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa,
Aku terpanggang tinggal rangka

25 November 1945

MALAM

Mulai kelam
belum buntu malam,
kami masih saja berjaga

– Thermopylae? –
– jagal tidak dikenal? –
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang….

1945