10 Puisi Rindu untuk Orang Tersayang, Bikin Hati Meleleh

10 Puisi Rindu untuk Orang Tersayang, Bikin Hati Meleleh

Source : wolipop.detik.com

 

1. Bukan maksudku untuk

Memenjarakan bebasmu
Namun memberi kabar dimana pijakmu
Adalah pelerai bagi gundahku

Sungguh..
Yang ku inginkan hanyalah senyummu
Yang ku nantikan hanyalah tawamu
Ku rindu saat saat bersamamu
Mengisi waktu yang tak menentu

Ku harap kau mengerti
Karena rasa dan cintamu begitu berarti
Ku mohon tetaplah temani
Raga dan hati yang telah kau miliki

Karya: Abdul Zaelani

 
 
 

2. Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Disekap akar pohon bunga itu

Karya: Sapardi Djoko Damono

3. Kepadamu yang telah pergi
Telah kutitip rindu pada langit senja yang seteduh matamu
Pandangilah merah, jingganya, hingga rindu yang hangat itu
Merasuk kedalam cakrawala hatimu

Layaknya gelap dan terang yang bertemu dikala senja
Pertemuan kita yang singkat namun indah itu
Takkan pernah ku lupa
Segala kenangan telah tersimpan dalam relung jiwa
Biar kumiliki hingga senja tak lagi ada

Satu hal yang perlu kau tahu
Perihal melupakanmu, aku tak mampu
Karena ingatan tentangmu serupa sang mentari
Walau ia terbenam hari ini
Ia akan datang lagi dikeesokan harinya

Karya: Vinca Virgina

4. Ayah, Ibu...
Disini, aku berpijak jauh dari tempatmu
Berjalan jauh dari sampingmu
Berteduh tanpa naunganmu
Bersandar , tanpa hangat pelukanmu

Ayah, Ibu...
Meski tanpa kehadiranmu,
Ku kan tetap bekerja dan berkarya
Menuntut ilmu demi masa depanku

Ayah, Ibu...
Meski kau tak disisiku
Namun, ku tahu...
Doamu senantiasa mengiringi setiap langkah
Dan hembus nafasku

Ayah, Ibu...
Kurindukan ketulusan senyummu mencintaiku
Dan ku rindukan, keikhlasan nasihatmu menjagaku.
Aku kan terus bertahan, meski jauh darimu
Demi besarnya pengorbanan yang telah kau limpahkan padaku.

Ayah, Ibu...
Kan ku persembahkan bagimu
Mahkota ilmu cita-citaku.
Mahkota ilmu, yang membuatku sanggup terpisah darimu.
Tunggu aku...
Kembali ke singgasana kerajaanmu
Denga mahkota itu di kepalaku

Karya: Agus Suarsono

5. Di malam-malam nan gelap ada satu nama ku sebut, Ibu
Di siang-siang nan terang, hati terasa kelam kalau belum titip salam untuk Ibu
Jarak menjadi pemisah rinduku dan rindunya bertemu
Waktu yang berjalan membuat rindu ini semakin tertumpuk

Sedang apa hari ini, Ibu?
Ku harap kau akan selalu tersenyum
Ku harap goresan tanganmu hari ini
Membuat Pencipta tersanjung

Jangan tanya aku sedang apa
Sudah pasti berjuang membahagiakanmu
Meski kelam silih berganti menghasut
Ku tahu doa Ibu menerangi setiap langkahku

Ibu...
Biarlah rindu ini menjadi bara
Yang mengobarkan setiap niat dan harapan
Biarlah sujudmu terus menjadi pelita
Yang menuntunku dalam kegelapan

Ibu...
Biarlah rindu ini ku pupuk dulu
Hingga sampai waktu Sang Pencipta mengizinkan
Kita akan bertemu
Dan ku kalungkan bahagia di lehermu

Karya: Arya Sarimata

6. Di situlah bintang itu, terselip dalam kelopak mata
tetap cerah, tetap indah
dan aku pun larut dalam sinarnya

Di situlah laut, mengalirkan hawa dingin
bagi setiap perjalanan
tetap teduh, tetap biru
membuatku selalu kangen dan terpana

Di situlah sumur,
yang tak pernah lelah memberi
aku adalah gayung,
yang masih tetap menimbanya

Karya: Mustafa Ismail

7. Layaknya lilin di tengah gulita
menyiramkan cahaya dalam kegelapan
Seperti mentari di pagi buta
menghantarkan sinar kehangatan, mengusir kebekuan
Bagaikan bintang yang mewarnai malam
yang tak membiarkan rembulan mengangkasa tanpa teman
membawa keceriaan dan kesetiaan

Bersamamu...
Melalui hari-hari yang penuh liku
Bergenggaman erat menepis gundah dan nestapa
Berbagi kisah...
Tentang cita-cita namun bukanlah angan belaka
Yang membuncah namun tertahan di dalam jiwa
Tentang harapan yang hendak digapai di masa datang
Tentang kegagalan yang hampir meremukkan keyakinan

Sahabat...
Kita bersama dalam suka maupun duka
Saling mengingatkan di tengah canda
Aku berharap dan berdoa...
Kita kan terus melangkah bersama
Menggapai ridho dan cinta-Nya
Meski jarak membentang di antara kita
Tak kubiarkan meluluhkan benang kasih yang telah tercipta

Sahabat...
Terima kasih untuk segalanya
Dan biarkanlah kisah kita terus terangkai
Kini, esok, hingga masa depan
Aku bangga dapati Dirimu seadanya
Kupikir, pantaslah dirimu kutemani
Aku bahagia, Sungguh ingin terurai Kata

Kaulah sahabatku...
Bila hari-harimu tertimpa Bahaya,
Kudoakan Kasih Bagimu
Bila hari-harimu dilanda duka,
Kudoakan Harapan Bagimu
Bila Hari-harimu Barlarut ceria,
Kudoakan Damai bagimu
Selama matahari masih terbit dan terbenam,
Panas dan hujan masih silih Berganti,
Serta bulan dan bintang dilangit masih bercahaya,

Akulah sahabatmu...
Biarpun kita tak mungkin bersama
Sendiri kan kurangkai karsa
Sendiri kan kususun cerita
Berjalan terus menggapai cita
Dalam satu asa dan doa
Bahagia menyertaimu selamanya.

Karya: Distryadeanis

8. Diawali dari perkenalan
Tersusun menjadi keakraban
Mengisi hari-hari penuh makna
Terjalin persahabatan antara kita

Hari-hari kian berlalu
Walaupun aku dan kamu hanya sebatas waktu
Kita telah ukir sebuah persahabatan
Melangkah dalam satu rasa, suka maupun duka

Telah berlembar-lembar cerita kita torehkan
Berbaur dalam persahabatan yang indah
Kamu begitu mengerti apa mau dan maksudku
Sahabat... kaulah teman dalam hidupku
Tak pernah membenci menyakiti
Tak pernah pula berhenti memberi motivasi

Sahabat...
Waktu telah bergulir
Tali persahabatan telah kita rajut
Bersama kita semaikan bunga-bunga di hati
Dalam hasrat ini,dan dalam angan ini
dan dalam asa mimpi ini
Hanya satu kuingin, hati kita sama
Di dalam satu kalimat, bahwa aku dan kamu

"Tak lekang oleh waktu"

Karya: Catur Setianingsih

9. Salam-salam kukirimkan dari sudut kota,
Untukmu, pria berwajah dingin namun menghangatkan
Aku titip salam untuk mamamu,
Agar mengingatkanmu makan teratur
Dan jangan terlalu larut dalam perkemahan
Nanti kamu rindu aku,
Senja di penghujung hari
Jaga dirimu baik-baik.

Karya: Farah Alk

10. Padamu selalu ada kerinduan
Yang menyisa pada sepenggal senja
Dan aku mulai gelisah
Tersebab tak ingin malam cepat menyapa

Padamu selalu ada khayalan
Di saat aku meraba bayangmu
Hingga aku kehilangan
Sebelum dapat memelukmu

Padamu selalu ada cerita
Ketika jemari saling bertaut
Dan hati saling menyanjung
Padamu tak pernah ada kata usai

Karya: Danny Faldy