15 Kumpulan Puisi Rindu yang Ngena di Hati #1
15 Kumpulan Puisi Rindu yang Ngena di Hati #1
Source : blog.storial.co
Kumpulan Puisi Rindu
***
1# Aku Kangen
Setiap malam tidurku yang panjang
Dirimu menjelma sebagai akar dari saraf
Menjamah seluruh isi kepalaku
Merasuk kedalam pikiran yang kelabu
Setiap pagi bangunku yang singkat
Dirimu menjelma sebagai kicauan burung
Menyapa manis di bawah rindang pohon
Yang memaki sanubari akan kamu
Tak kah kau rasakan bahwa aku kangen
Melihat paras wajahmu juga raut senyummu
Karena raga dan hati saling terpisah
Dan aku tak bisa memusnahkan jarak yang berkuasa
***
2# Kesunyian Malam
Pendar cahaya perlahan menghilang
Jatuh aku dalam kegelapan
Kau yang ku harapkan datang
Menghias malam sunyi kesepian
Sunyipun telah tiba
Tapi kau tak kunjung datang
Membuatku terjerumus dalam
Kesunyian malam
Yang sedalam-dalamnya
Dan sedalam-dalamnya kesunyian malam
Setidaknya mampu untuk mengatasi kesunyian
Atas rindu yang berkecamuk
Di sini ku berselimut kelam dan sunyi
Hanya berteman sepi sendiri
Tidakkah kau iba padaku kini
Aku layaknya unggun kehilangan api
***
3# Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
Disekap akar pohon bunga itu
Oleh : Sapardi Djoko Damono
***
4# Puisi Teramat Rindu
Sebentar lagi senja kan tiba
Harapku senja kan berakhir bahagia
Namun jurang waktu berkata lain
Harus ada segurat tawa yang hilang
Mungkin setitik kecewa menggores
Bila ku mampu, ingin menghentikan sang waktu
Kuingin menikmati indah senyummu
Takkan kubiarkan senyummu layu
Duhai sang bayu kabarkan pada senja bahwa ku teramat rindu akan senyuman itu
Oleh: RakezaRkeda
***
5# Rindu dan Cemburu
Ada rasa yang terlalu
Antara aku padamu
Rasa tak ingin jauh
Rasa ingin memiliki utuh
Tak ingin terbagi
Tak ingin berpisah lagi
Ya,
Ada rindu
Ada cemburu
Bahkan pada angin yang membelai lembut wajahmu
Pada mentari yang mendekapmu dengan hangatnya
Ya,mungkin terlalu mencintaimu.
Oleh: Baridin
***
6# Sepasang Sepatu Lusuh
Gesekan angin memberikan celah rindu
Untuk cepat menyebar
Sebuah potongan aroma dusta
Telah ku kubur jauh ke dalam dasar bumi tanpa Lelah
Aku menyerahkan diri pada waktu
Dan tak mengapa untuk menua
Erat temali di antara sela jari jari
Adalah aspirin untuk setiap duka
Tidak Perlu kau berusaha payah membuat aku mengaku
Setiap waktu detak jantungku akan menuliskan kata rindu
Kepada dia yang menemani sepatu lusuh ku berlari
Menebar benih kasih dan rasa sakit
Aku menua Bersama mimpi yang telah mati
***
7# Hujan Kemarin Sore
Aroma hujan selalu membuat bau lain merasa iri
Perlakuanku tetap sama kepada hujan yang selalu ku anggap istimewa
Semua rongga terbuka menampung aroma hujan lebih lama dalam dada
Kepada hujan aku berpesan
Bawalah rinduku hanyut untuk nanti kembali kau pungut
Seperti hujan yang menguatkan
Aku akan tegar
Kunci yang kau bawa membiarkan pintu hatiku
tak akan pernah lagi terbuka
Rumput basah adalah kedamaian
Membebaskan hatiku melangkah jauh
Menembus kau yang ada di balik tanah yang kupijak
***
8# Mengenai Tawa yang Hilang
Bila tidak ada penerapan kata abadi untuk kisah yang tepat
Maka kan ku pinjam sebentar untuk melengkapi penggalan kisah kita
Tertoreh dalam perjalanan tanpa jeda
Suara tawa seakan menjadi gema yang memekakkan penjuru bumi
Air mata buaya kuanggap tepat untuk
Permusuhan yang hilang dengan satu kedipan mata
Apa yang kita perebutkan? Jika semua bisa dibagi dua
***