24 Puisi Romantis Pendek yang Bikin Baper, Cocok untuk Isi Surat Spesial
24 Puisi Romantis Pendek yang Bikin Baper, Cocok untuk Isi Surat Spesial
Source : plus.kapanlagi.com
1. Puisi Romantis untuk Pacar
1. Matahari Hati
Sesak menjejak setumpuk sajak
Hancur berkeping di hamparan berserak
matahari yang sangsi
membakar semak
Bunga layu dihempas seteru saat beranjak semerbak
diterbangkan angin kemarau
baru saja sebabak.
Akan lama
tak seperti lalu
Sesuatu yang baru
Jika matahari tak seterik ini
aku tunggu
saat awan putih menari
Itulah hatiku yang merindu menunggu di balik pintu
dan sejumput senyuman dan bujuk rayu.
harapan rerintik datang
menghapus derita daun jendela
dan embun di dedaunan dihempaskannya
Meski masih pagi kala
ufuk pun masih juga jingga
Kau tahu
tetesan embun itu adalah air mata
Kutumpahkan di bumi pertiwi, tumpah darah kita.
2. Ketulusan Cinta
Saat tangan itu kugenggam
merekah senyuman hangatmu di hadapku
semua cinta ada dan terasa
Atas dirimu yang beri aku bahagia
Ketika ketulusan cinta itu hadir tanpa pamrih,
senyuman dan tawa yang kau berikan.
Aku bersyukur Tuhan telah mempertemukan kita
semua rasa yang terpendam,
rindu atas dirimu yang buatku indah
kau sapa aku dengan senyum hangat
buat sisa hari ini menjadi hari yang
3. Sajak Cinta
sebelum senja menutup diri
Aku sadar hidup sangat berarti
manis dirimu berkata-kata
indah cinta itu bahagia
sejenak kutemukan cinta
di langit air mata
kemudian tersadar dan bahagia
Cinta hidupkan arti
hidup penuh makna
4. Kamu
Kamu terpopuler di kepalaku.
Bahkan saat aku tidur
Kepalaku tetap sibuk olehmu.
karena kamu selalu singgah dalam mimpiku.
Kamu seperti sel aktif di otakku
yang tak pernah berhenti kesana-kemari.
5. Selalu Bersamamu
Pada suatu hari nanti
jasadku tak akan ada lagi
tapi dalam bait-bait sajak ini
kau tak akan kurelakan sendiri
Pada suatu hari nanti
suaraku tak terdengar lagi
tapi di antara larik-larik sajak ini
kau akan tetap kusiasati
Pada suatu hari nanti
impianku pun tak dikenal lagi
namun di sela-sela huruf sajak ini
kau tak akan letih-letihnya kucari
6. Bersamamu Selalu
Jika sedih tak pernah tersudahi di matamu
sungguh hancur jantungku,
sebab berani membenamkanmu di hatiku
Kau adalah langkah kaki yang selalu berderap
yang kuiringi dengan doa dan harap
Aku adalah pipi
yang menyediakan diri untuk air matamu,
kelopak mata yang merelakan diri menjadi keriput kulitmu.
Hingga senja jatuh di matamu,
kita tetaplah sepasang bahu yang saling memangku,
tak pernah berhenti mencukupi
meski berkali-kali lika liku jalan panjang mencoba melelahi.
7. Jadilah Bagian Hidupku
Kamu itu lebih dari cantik
Entahlah
Dibanding perempuan lain, wajahmu adalah yang ternyaman di mataku
Tapi, boleh aku kasih sedikit masukan?
Menurutku, cantikmu akan lebih terlihat cerah jika kau ada di samping aku.
Ya, kita adalah dua kepala yang sama keras,
dua hati yang sama rasa
Mungkin esok atau lusa kita akan bertengkar,
tetapi hanya kamulah yang ingin kupeluk sekarang
Sesungguhnya, tidak ada satu haripun aku bosan akan hadirmu
Tidak ada
Kekasihku,
aku ingin menjadi cermin untuk kamu dapat melihat dirimu berharga
Hiduplah denganku!
Di mataku,
kamu akan melihat dirimu indah di tiap harinya
Dan menyemangatimu, aku tak pernah tak ada waktu
2. Puisi Romantis untuk Istri
1. Persuntingan Jiwa
Untukmu..
Terimalah persuntingan jiwaku
Kesetiaan burung merpati yang tak pernah ingkar janji
Kejujuran pesona anggrek bulan yang tak pernah berdusta
Keindahan bunga eidelwis yang tak pernah layu
Kasih sayang suci mulia kekal abadi
Seluas samudra dengan gelombang dan warna birunya
Se-elok lazuardi dengan rembulan emas dan bintang cemerlangnya
Di hatimu di hatiku terjalinlah
Cinta kasih cinta damai bagi hidup sesama
Silaturahmi putih dan rahmat semesta alam indah mesra
Karena kasih sayangmu untukmu
Yang mendalam mendarah daging menulang sumsum
Maka kalau tubuhmu sakit kan kurasakan pedihnya
Kalau badanmu demam kurasakan panas dinginnya
Kalu hatimu luka kurasakan tikam pisaunya
Duhai Istriku..
Maka untukmu terimalah persuntingan jiwaku
Hatiku, sukmaku, untuk keabadian kelak
Kasih sayang tulus syahdu
Bersama-sama marilah melangkah
Seiring sejalan meniti cahaya-cahaya
Berlayar searus segelombang menuju dermaga-Nya.
2. Istriku Bidadari Duniaku
Kurebahkan raga ini
Setelah seharian mengais rejeki
Untuk menafkahi anak dan istri
Agar mereka tak terzalimi
Wahai engkau istri tercinta
Ingin sekali kini ku berkata
Besarkan dan didik lah buah cinta kita
Dengan ketegasan berbalut cinta
Wahai engkau istri tercinta
Engkau lah bidadari ku di dunia
Sudah seharusnya selalu ku jaga
Telah zalim lah aku jika engkau teraniaya
Wahai engkau istri tercinta
Aku bersumpah kan selalu setia
Engkau lah anugerah terindah di dunia
Semoga bersama sama kita bisa meraih ridho Allah Subhanahu Wa Ta'alla
3. Titipan Terindah
Syukur tak henti terucap,
Akan terwujudnya satu harap,
Hidup denganmu di satu atap,
Dalam terang maupun gelap.
Tuhan titipkan seorang wanita,
Darinya diselimuti suka dan cita,
Hatinya penuh kasih dan cinta,
Hingga tak sanggup terita.
Kaulah, wanita titipan terindah,
Seorang istri yang amat Sholehah,
Pelengkap bahagiaku di dunia,
Pelindungku dari api neraka.
Untukmu wahai wanita Titipan,
Tetap tegar tetaplah bertahan,
Denganku jalani nikmat kehidupan,
Hingga nanti kembali pada Tuhan.
Pada-Nya kupanjatkan doa,
Lewat kedua tangan ternganga,
Semoga hidup selalu bahagia,
Hingga akhir masanya tiba.
4. Kekasih Halal
Telah datang Pemberi Kabar,
Dari balik dinginnya fajar,
Bahtera cinta mulai berkibar,
Akan datangnya anugerah yang besar.
Kulihat, kutatap, kuamati mukamu,
Berseri indah menyapu haru,
Kujabat salam tangan ayahmu,
Kuutarakan sumpah dan janji suci itu.
Hari itu, tak ada kata berpaling,
Kau bukan lagi wanita asing,
Kini hidup baru telah riba,
Satu atap bersamamu hingga menua.
Kaulah kekasih halalku,
Kekasih hidup dan matiku,
Dari siang hingga malam berlalu,
Temanilah aku wujudkan rindu.
Amanah besar kan ku emban,
Bawamu menuju indah kehidupan,
Merangkai peristiwa penuh kesan,
Dengan kasih tanpa rasa bosan.
5. Bersama Menuju Surga-Nya
Dimulai semenjak hari itu,
Tekatku bulat asaku menyatu,
Memberi arti dalam hidupmu,
Sebagai teman pelepas rindu.
Wanita terindah anugerah Tuhan,
Bersamamu wujudkan sejuta angan,
Ciptakan momen penuh kesan,
Ceritakan hari hilangkan ratapan.
Untukmu wahai Istriku tersayang,
Tak perlu ragu pun bimbang,
Cinta yang ada takkan hilang,
Sampai ajal pasti kukenang.
Seluruh cinta kupersembahkan,
Darimu ialah semua harapan,
Tak ada jenuh maupun bosan,
Dari hari ini hingga di kemudian.
Temani aku menuju Surga-Nya,
Kubimbing engkau dengan setia,
Bilamana nyawa lepas dari raga,
Bahagia denganmu sepanjang masa.
6. Pelipur Lara
Ketika tubuh diterpa lelah,
Rasa jenuh mulai menjarah,
Aku pulang menuju rumah,
Disertai hati resah dan gundah.
Kau bukakan pintu rumah,
Kau sambut dengan senyum sumringah,
Terpampang raut wajah yang indah,
Darimu wahai, istri sholehah.
Ketika senja mulai menjamu,
Malam gelap gantikan langit biru,
Kaulah pelipur segenap laraku,
Pelebur letih dan penatku.
Engkaulah satu dalam hati,
Cinta kasihku yang abadi,
Semoga Tuhan memberkati,
Curahan kasih yang suci.
Terima kasih istriku sayang,
Semua darimu akan kukenang,
Sampai nanti masanya datang,
Kaulah pelipur lara sepanjang zaman.
7. Cinta Terbesar
Bagaimana aku tidak bersyukur,
Mendapat cinta yang amat bercucur,
Semua gundah menjadi lebur,
Segala lara perlahan hancur.
Darimu si wanita penyabar,
Kudapatkan cinta yang amat besar,
Untuk tempuh kerikil hidup nan kasar,
Bangkitkan semangat hingga berkobar.
Tak henti terima kasih kuhaturkan,
Tak bosan cinta kau berikan,
Atas cinta yang amat besar,
Yang kau curahkan dengan sadar.
Istriku, percayalah padaku,
Cinta yang ada takkan membuntu,
Selamanya kupersembahkan padamu,
Selama hidup dan matiku.
3. Puisi Romantis untuk Suami
1. Menunggumu Pulang
Ketika jingga mulai membayang,
Sayup adzan telah berkumandang,
Burung terbang berbalik pulang,
Bergegas lekas menuju sarang.
Aku terdiam, sembari berdoa,
Semoga selamat kau disana,
Dalam menunaikan amanah kerja,
Untukmu hai, suamiku tercinta.
Menunggumu di ruang tamu,
Seseorang yang datang mengetuk pintu,
Kaulah itu, cahaya surgaku,
Siang dan malamku.
Bersabarlah, kasih,
Takkan ada yang tersisih,
Meski betapa ia menghantam pedih,
Kaulah satu-satunya yang terkasih.
2. Amanah Besarmu
Suamiku,
Amanah taklah kecil bagimu,
Yang Tuhan Titipkan kepadamu,
Di sepenggalan sisa usiaku.
Dia hadirkan aku untukmu,
Yang haus akan bimbinganmu,
Secercah semangat terbit dimatamu,
Meski segumpah gundah jua menjamu.
Kaulah Suamiku,
Penghibur sedih dan laraku,
Pelarai cemas dan gelisahku,
Pengusir lara dan dukaku.
Wahai suamiku tercinta,
Bimbinglah aku menuju Surga-Nya,
Begitu besar harapan tercurah,
Disetiap kali kedua tangan mengadah.
Hai suamiku tersayang,
Kehadiranmu membuatku tenang,
Semula haru berubah girang,
Untuk jalani hidup yang panjang.
3. Tetaplah Disini
Kau bukan pahlawan, kau suamiku,
Menemani siang dan malamku,
Dalam suka dan dukaku,
Dalam gelak dan tangisku.
Kau bukan Khalifah, kau suamiku,
Ayah dari anak-anakku,
Tulang punggung keluargaku,
Pembimbing menuju surgaku.
Kau hanya manusia biasa,
Namun cintaku padamu luar biasa,
Kesabaran dan kelembutan kata,
Membawaku menuju bahagia.
Tetaplah disini, aku butuh akanmu,
Cinta, kasih sayang dan pengorbananmu,
Semua yang ada pada dirimu,
Bersama menuju surga yang dirindu.
Tetaplah memegang kesabaran,
Setialah untuk menjadi panutan,
Semoga kelak dipersatukan Tuhan,
Di dalam Surga-Nya yang kekal.
4. Aku dan Asa
Senja dan jingga merah itu,
Sayup azhan berkumandang merdu,
Kau pulang dari rutinitasmu,
Kusambut kau bersama anakmu..
Terpampang jelas kegiranganmu,
Meski tak tersembunyi lelahmu,
Itulah dirimu, suamiku,
Cinta hidup dan matiku.
Bersama mentari kutitipkan pesan,
Bersama bulan kukirimkan impian,
Semoga mendapat keberkahan Tuhan,
Dalam setiap hentakan jalan.
Begitulah setiap harinya,
Berharap kau selamat dan sentosa,
Dalam menggali Rezeki-Nya,
Hingga penghujung senja tiba.
5. Pahlawanku
Kasih terjalin begitu indah,
Bagai bunga pagi nan merekah,
Kau tenangkan hati yang gundah,
Hingga yang redup kembali cerah.
Suamiku,
Kaulah pahlawanku,
Pejuang dalam hidupku,
Cinta di dunia hingga matiku.
Suamiku,
Kaulah pemimpin dalam keluarga,
Berkorban sepenuh jiwa raga,
Dari pagi buta hingga malam tiba.
Beribu cucuran keringat,
Bertubi-tubi cobaan berat,
Namun tiada henti semangat,
Kau lawan dengan hati yang kuat.
Terima kasih, pahlawanku,
Atas cinta dan kasih sayangmu,
Atas pengorbanan dan perjuanganmu,
Menghidupi aku dan anak-anakmu.
4. Puisi Romantis untuk Sahabat
1. Sahabat
Di relung hati ini terukir kenangan
Indah berdandan menhias hati
Ingin rasa tuk segera bercerita
Mengenang tentang seorang pribadi
Rentang waktu yang panjang mengawali
Terjalin jumpa tak disengaja
Canda tawa mengisi cerita warna
Tercipta janji satu jadi sahabat
Gumul juang lelah melewati hari-hari
Semua terasa seakan tak berarti
Sirna di kala ada di sampingmu
Dia telah menjadi sahabat seumur hidup. (Margerietje Carla)
2. Bahasa Langit
Gumpalan awan di langit biru
Bercerita kisah kita
Saat deras hujan bagai air mata
Dan cerah mentari jadi wajah kita
Warna pelangi di langit biru
Hanya jadi saksi bisu
Saksi kisah perjalananku denganmu
Saat perbedaan jadi keindahan
Langit pun berbahasa
Dan bersenandung ria
Lantunkan lagu rindu antara engkau dan aku
Oh sahabat.
Langit pun berbahasa
Tanda bersuka cita
Sambut esok dimana kita kan slalu bersama
Selamanya.
Dan dengarlah, dengarlah selalu
Itulah semua tentang kita,
cerita bahasa langit. (Hanifah Nadya Kartika)
3. Sinar Seorang Sahabat
Dalam sebuah kesunyian
Dijalan pelita
Soal hidup yang kadang tak menentu
Merangkai kisah dalam kesendirian
Ungkapan tulus dari seseorang
Seolah menjadi sinar yang mendadak datang
Berbagi duka dan tawa
Ibarat angin yang menebar keceriaan
Atau bulan yang setia menemani kegelapan
Disaat ku jatuh dan pasrah
Kawan...
Temani bintang yang kesepian ini
Yang cahayanya nyaris pudar ini
Yang enggan menunjukkan kerlip kebahagiaannya
Ayo rangkai sebuah kisah persahabatan
Kisah yang tak pernah berakhir meski ditelan waktu
Ayo jalani bersama
Takdir kita jalani dengan penuh perjuangan. (Rifa Annisa)
4. Persahabatanku
Saat aku jatuh terpuruk tak berdaya
Persahabatanku ku agungkan di nadiku
Tekadku ada di pundak mereka
Harapanku kokoh
Dalam genggaman mereka
Keharuan mana yang bisa ku dustakan
Melihat ketulusan yang tak terbantahkan
Semangat mereka begitu membara
Mencari keadilan yang tak bermuara. (Arbani Yasiz)
5. Sahabat
Dari perca
Ku bangun sebuah persahabatan lama
Lebih lama dari layaknya orang bersahabat
Dibuhul mufakat saling mengerti
Benar-benar bersahabat pada titik atau koma
Kamipun membuat lukisan bersama sebagai pernyataan
Wajah kami, wajah perca
Hari dan waktu bertimpa
Lukisan guram kehidupan selesai juga
Namun wajah itu entah kemana arahnya?
Tak tentu letak
Saling tak bersua wajah kita
Asyik mencari kita jadinya
Terus mencari kerinduan-kerinduan kita yang makin panjang. (Idrus Tintin)