Kumpulan Puisi tentang Guru, Sang Pembimbing dalam Kegelapan

Kumpulan Puisi tentang Guru, Sang Pembimbing dalam Kegelapan

Source : bola.com


Guruku

Awal ku masuk kelas

Kaku, bingung, dan takut

Namun, kau memberiku senyum semangat yang membuatku bangkit

Belajar denganmu aku jadi mudah mengerti

Kau tak pernah letih membimbingku

Ilmu yang kau ajarkan padaku

Amatlah berguna dan bermanfaat

Tak pernah letih kau membimbingku

Jasamu akan selalu kubawa

Namamu akan selalu terukir di benakku

Guruku

Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa

Kaulah pahlawan yang menerangi mimpiku

Terima kasih guruku

 


Guru

Guru kau adalah sosok yang patut ditiru

Guru kau adalah orang tua keduaku

Maafkan segala kesalahan semua muridmu

Baktimu selalu terkenang sepanjang waktu


 

Sang Pencetak Presiden

Kau belum pernah menjadi presiden

Namun, kamu bisa menciptakan presiden

Kau belum pernah tahu bagaimana rumitnya menjaga negara

Rumitnya mengurusi negara

Mengurusi bagaimana permasalahan negara

Namun, kamu bisa menciptakan orang yang dapat memimpin negara

Itulah hebatnya dirimu

Yang dianggap oleh banyak orang bukan siapa-siapa

Namun, tanpa dirimu

Tidak akan pernah lahir seorang presiden hebat di dunia ini

Tidak akan pernah lahir tokoh penting di dunia ini

Meskipun dirimu bukan siapa-siapa

Namun, kau adalah sang pencetak presiden



Bami Guru

Guruku

Insan mulia

Penabur aneka ilmu

Sungguh jasamu tiada tara

Pahlawanku

Kobarkan semangat

Genggam sumpah baktimu

Demi kepandaian seluruh masyarakat

Bagimu

Terlantun doa

Semoga sehat selalu

Bahagia sejahtera sepanjang usia


 

Teruntuk Guru

Masih teringat di benakku

Waktu itu

Sosok yang paling romantis dalam pendidikanku

Yang sekarang mengantarku pada gerbang masa depan yang lebih cerah

Sosok yang tak luput dari pandangan hidupku

Selalu sabar menuntunku

Hingga aku bisa berjalan tegak seperti ini

Ibu guru tercinta

Yang bisa kusebut dari mulut nakalku ini

Jasamu akan mengenang sepanjang sejarah

Walau tak lagi menghirup hawa di atas semesta


 

Kapur dan Papan Hitam Saksi Hidupmu

Masihkah engkau ingat

Dengan goresan kapur yang kau ukir di papan hitam itu

Tangan putih penuh debu kapur

Aroma kapur yang sudah menjadi sahabat

Ya, kau bergulat dengan semua itu setiap hari

Mengajarkan kami mulai dari a hingga kami bisa membaca

Mengajarkan kami angka 1 hingga kami mampu berhitung

Menjelaskan banyak hal tentang dunia

Mengukir kebahagiaan angan dan cita

Semua itu kau lakukan dengan tulus tanpa balasan

Bahkan, kau tidak pernah meminta sepeser pun dari kami

Hanya melihat anak-anakmu ini bahagia dan menggapai cita

Kerja kerasmu akan terasa hingga ke sanubari

Terima kasih guruku

Tanpamu, mungkin aku yang seperti ini tidak akan pernah lahir


 

Pahlawan Era Baru

Saat telah berlalu gemuruh perjuangan merebut kemerdekaan

Berkibar sudah di pucuk tiang

Merah putih berbayang diterpa angin kebebasan

Tangan pahlawan masih terus dibutuhkan

Di era baru saat bangsa dihantui perpecahan

Ia ada untuk menyatukan

Jiwa-jiwa muda di seluruh penjuru bangsa

Penjajah masih membayangi merah putih bagai ilusi

Menghampiri dan terus mengelabuhi pemuda-pemudi penerus bangsa ini

Pitutur merayapi telinga

Meresapi dada

Dengan ilmu tak kasat mata

Ia menjelma bagai perisai penghalau bencana

Ia pembuka jendela cakrawala dunia

Tanpa senjata digenggam tangan kukuhnya

Tanpa bom digigit lalu dilempar ke udara


 

Terima Kasihku

Dulu aku buta huruf

Tak mampu membaca

Dulu aku kaku menulis

Tak mampu menggores pena

Maaf bila aku nakal

Tak tahu hal baik

Maaf bila aku lambat

Tak tahu mengasah otak

Namun, kuucapkan

Terima kasih padamu

Dengan kesabaran mendidikku

Dengan ketulusan membimbingku

Terima kasihku ini

Kuberikan padamu

Yang masih bersemayam

Di hati sanubariku


 

Pemecah Kegelapan

Gelapku kini bertukar jadi fajar sederhana di ufuk diriku

Mengelipkan buta aksara dan angka

Kau kandil yang mengerdipkan hitam jadi terang

Buka mata untuk tatap dunia

Gulita kegelapan keras dan jumawa kau pecahkan

Serpihkan bongkahan kebodohan

Menjadi puing kokoh jembatan

Antara aku dan ilmu

Kaulah guruku

Pahlawan pemecah kegelapan di lahan kerontang ilmuku

Menjelma ladang subur olahanmu

Untukku


 

Aku dan Guru

Dengan pena pengetahuan

Kau goreskan ilmu-ilmu dalam duniaku

Dengan pupuk keahlian

Kau taburkan benih-benih keterampilan

Dengan cat kasih sayang

Kau lukiskan warna-warna indah dalam jiwaku

Guru,

Andai kutahu marahmu adalah demi kebaikanku

Andai nakalku kusadari menyakitimu

Akukan minta maaf, memelukmu

Aku hanyalah seonggok batu

Yang kau asah menjadi berlian

Duniaku yang dulu hitam, gelap

Kini bercahaya penuh warna

Hanya seuntai doa yang dapat kuberikan

Atas segala jasamu

Agar semua orang menghargai dan mengenangmu


 

Guru adalah Pahlawanku

Pagi buta kau sudah bersiap

Sepeda butut kau jadikan tunggangan

Senyum manis dan sapa hangat kau sebarkan

Bermodal niat suci, tulus, dan ikhlas

Mengabdi pada negera, mencerdaskan generasi bangsa

Mengantarkan kami membuka cakrawala pengetahuan

Bapak dan Ibu Guru, kaulah pahlawanku

Tanpamu aku tak bisa membaca, menulis, dan berhitung

Tanpa sadar kau bentuk karakterku berbudi pekerti luhur

Tanpa lupa mengenalkanku pada Tuhan Yang Maha Agung

Tanpa lelah dan bosan meneladankan sopan santun

Tanpa pamrih mencentak manusia unggul