Kumpulan Puisi untuk Ibu Tercinta yang Sedih dan Menyentuh Hati

Kumpulan Puisi untuk Ibu Tercinta yang Sedih dan Menyentuh Hati

Source : popbela.com

Saat Aku Menutup Mata

Saat ku menutup mata bunda

Aku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh air

Saat ku menutup mata bunda

Aku tak ingin hati itu seakan tergores

Saat ku menutup mata bunda

Aku ingin bibir itu tersenyum

Aku tidak ingin engkau terluka

Bunda

Mungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimu

Tapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggup melepaskanku

Bunda

Aku hanya ingin engkau merelakanku

Dan mengantar kan aku pulang ke rumahku dengan senyumm

Saat ku menutup mata bunda

Aku ingin kau tau bahwaku

Menyayangimu

Bahwa aku

Mencintaimu

Aku bahagia bisa jadi anakmu

---Fahmi Mohd


Ibu

Beredar bintang di garisnya

Bulan bercahaya pada lintasnya

Waktu bergulir dalam takdirnya

Aku…

Terlahir dari manusia hebat

Sepertinya…

Merupakan anugerah terbesar Tuhan untukku

Menjadikanku pelipur lara jiwanya

Kau…

Perempuan hebat di jiwa lemahku

Menyayangi tanpa batas

Mendampingi di semua kisahku

Kau…

Perempuan terbaik dalam kerajaanku

Motivasi terbaik di setiap lika-liku hidupku

Ibu…

Aku mencintaimu

Terima kasih untuk semua waktu dan lelahmu

Ibu…

Aku mencintaimu.

---Yulis Marika


Ibuku, Malaikatku

Ibu…

Di sini kutulis cerita tentangmu

Nafas yang tak pernah terjerat dusta

Tekad yang tak koyak oleh masa

Seberapa pun sakitnya kau tetap penuh cinta

Ibu…

Tanpa lelah kau layani kami

Dengan segenap rasa bangga dihati

Tak terbesit sejenak fikirkan lelahmu

Kau terus berjalan diantara duri-duri

Ibu…

Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta

Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia

Selalu kuharapkan kau terus bersamaku

Dengan cinta berikan petuahmu

Ibu..

Kaulah malaikatku

Penyembuh luka dalam kepedihan

Penghapus dahaga akan kasih sayang

Sampai kapanpun itu..

Aku akan tetap mencintaimu..

---Mosdalifah


Bunda Tercinta

Bunda..

Engkau pecahkan kegelisahan yang tetap membuatku jatuh

Engkau bagai penompang raga yang mulai runtuh

Engkau berikan semua yang kami butuhkan

Tapi kami, seketika kami butuhpun kami belum menyadari

Bunda..

Kau buang waktumu tanpa penat untuk kami

kau buat kasih sayangmu jadi rutinitas yang sering kami lupakan

Engkau berikan tanpa kami minta

Engkau gugurkan siraman kasih yang ga ada tandingnya

Bunda..

Andai perasaan ini sepeka hatimu, setegas kasihmu

Semampu dan tetap tersedia untuk kami anakmu

Kan kurubah segala yang jadi kesalmu

Kan kucoba merangkuh rasa yang sering kau berikan kepadaku

Diatas langit yang tak terbatas

Kau topangkan kasihmu tanpa mulai lelah

Terimakasih bunda..

Terimakasih sudah menjagaku hingga sementara ini

Memberikanku cinta tanpa putus asa

Dengan cintamu, saya merasakan kemampuan yang sungguh luar biasa

---Anonim


Ibuku

Terdiam ku sejenak dalam renungan kala

Bayang wajahmu datang menyapa

Lalu waktu kembali ke belakang

Membuka memori masa kecil nan terkenang

Tetesan air mata hingga keringat berjuang menghadapi maut

Demi kedatangan sang buah hatinya

Bahagia tak terkira

Di kala dia mendengar tangisan pertamaku

Kala ku mulai belajar berbicara

Dia mengenalkanku dengan kata-kata

Kala ku belajar berjalan

Dia selalu menuntunku hingga sampai tujuan

Kasih sayang itu tetap sama sepanjang masa

Tak lekang oleh usianya

Kupersembahkan doa padanya

Semoga Tuhan memberinya hidup bahagia selamanya

---Anonim


Hebat dan Tangguhnya Ibuku

Dari segumpal darah aku dalam rahimmu

Hingga aku menjadi makhluk sempurna ciptaan-Nya

Makhluk yang nantinya menjadi titipan untukmu

Hingga aku lahir ke dunia ini

Kau jaga, rawat, dan lindungi aku

Kau ajari aku bertutur kata

Kau ajari aku bertindak tanduk

Kau ajari aku baik buruk

Menjalani semua itu

Kau tak kenal kata dan rasa lelah pun pilu

Kau menjalaninya dengan bahagia bersama pun tak terkira

Walau kadang kesal akan tingkah dan rajukku

Kau tetap menjalaninya dengan sepenuh hati

Mencurahkan segala kasih sayang

Melakukan berbagai cara untuk bahagia anakmu

Tak peduli apa kata orang banyak

Kau pahlawan pribadiku

Yang menghiasi kehidupan kecil dan dewasaku

Senyum manis selalu terpancar darimu

Yang selalu menguatkan batinku

Sinar cintamu kan ku kenang selalu

Cintamu itu kan terus bercahaya di hatiku

Dengan cara apapun itu

Ku kan berusaha membalas cinta, kasih, dan sayangmu

Aku sadar dan tau

Tiada muara kasih sedalam ibu

Doa dan belaianmu tanpa terputus kan selalu

Menjadi untaian ibu untuk anakmu

Kini baktiku seakan tiada sempurna

Pengabdianku padamu kurang rasanya

Kesibukanku lalaikan tugasku sebagai anakmu

Hanya doa ku panjatkan

Hanya terimakasih ku padamu sampaikan

---Anonim


Ibuku Dahulu

Ibuku dahulu pernah marah padaku

Diam ia tiada berkata

Pun aku lalu merajuk pilu

Tiada peduli apa yang terjadi

Matanya selalu mengawasi daku

Walau bibirnya sama sekali tiada bergerak

Rautnya masam menahan sedan

Hatinya pun pedih sebab lakuku

Aku berkesal hati

Menurutkan setan, mengkacau-balau

Jurang celaka sudah terpandang di muka

Kusongsing pula, agar cedera

Bangkit ibu dipeganglah aku

Dirangkumnya lalu segera dikucupnya aku

Serta dahiku berapi pancaran mereka

Sungguh sejuk sentosa turun kalbu

Begitupun engkau

Ibu, bapak, pula kekasih

Berpadu dalam dirimu

Mengawas dalam dunia daku

---Amir Hamzah


Puisi Ibu

Pernah aku ditegur

Katanya untuk kebaikan

Pernah aku dimarah

Katanya membaiki kelemahan

Pernah aku diminta membantu

Katanya supaya aku pandai

 

Ibu…

Pernah aku merajuk

Katanya aku manja

Pernah aku melawan

Katanya aku degil

Pernah aku menangis

Katanya aku lemah

 

Ibu…

Setiap kali aku tersilap

Dia hukum aku dengan nasihat

Setiap kali aku kecewa

Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat

Setiap kali aku dalam kesakitan

Dia ubati dengan penawar dan semangat

Dan Bila aku mencapai kejayaan

Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

 

Namun…

Tidak pernah aku lihat air mata duka

Mengalir di pipimu

Begitu kuatnya dirimu

 

Ibu…

Aku sayang padamu…

Tuhanku…

Aku bermohon padaMu

Sejahterakanlah dia

Selamanya…

---Chairil Anwar


Tangisan Mata Bunda

Dalam senyummu kau sembunyikan letihmu

Derita siang dan malam menimpamu

tak sedetik pun menghentikan langkahmu

Untuk bisa memberi harapan baru bagiku

 

Seonggok cacian selalu menghampirimu

secerah hinaan tak peduli bagimu

selalu kau teruskan langkah untuk masa depanku

mencari harapan baru lagi bagi anakmu

 

Bukan setumpuk emas yang kau harapkan dalam kesuksesanku

bukan gulungan uang yang kau minta dalam keberhasilanku

bukan juga sebatang perunggu dalam kemenanganku

tapi keinginan hatimu membahagiakan aku

 

Dan yang selalu kau berkata pada ku

Aku menyayangimu sekarang dan waktu aku tak lagi bersamamu

aku menyayangimu anakku dengan ketulusan hati ku

---Anonim