Puisi Ibu Sedih Menyentuh Hati: Terima Kasih atas Cinta dan Pengorbananmu #1
Puisi Ibu Sedih Menyentuh Hati: Terima Kasih atas Cinta dan Pengorbananmu #1
Source : titikdua.net
Saat ku menutup mata
Saat ku menutup mata bunda
Aku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh air
Saat ku menutup mata bunda
Aku tak ingin hati itu seakan tergores
Saat ku menutup mata bunda
Aku ingin bibir itu tersenyum
Aku tidak ingin engkau terluka
Bunda
Mungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimu
Tapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggup melepaskanku
Bunda
Aku hanya ingin engkau merelakanku
Dan mengantar kan aku pulang ke rumahku dengan senyumm
Saat ku menutup mata bunda
Aku ingin kau tau bahwaku
Menyayangimu
Bahwa aku
Mencintaimu
Aku bahagia bisa jadi anakmu
(Oleh: Fahmi Mohd)
Bunda dalam cahaya
Dia wanita bernama cahaya
Hatinya memancar
Tergurat dalam doa-doa
Tangan kecilnya mengantar kami
di gerbang cahaya
Dia berjalan dengan cinta
Dia berjalan menerjang luka
Bahkan dia menempuh tanpa
batas rasa
Dialah Ibu dari segala cahaya
Ibu dari semua luka kami
Ibu dari jejak yang terukir
dalam tinta sejarah.
(Oleh: Romadona)
Ibu, malaikatku
Ibu…
Di sini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapa pun sakitnya kau tetap penuh cinta
Ibu…
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga dihati
Tak terbesit sejenak fikirkan lelahmu
Kau terus berjalan diantara duri-duri
Ibu…
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu
Ibu..
Kaulah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapanpun itu..
Aku akan tetap mencintaimu..
(Oleh: Mosdalifah)
Menagislah Bunda
Bunda,
aku memang tak melihat,
hari di mana kau dilahirkan,
tetapi aku yakin,
hari itu pastilah hari yang indah,
langit memerah jambu,
awan berdesakan hendak turun,
mentari mengerlingkan mata,
sorepun tak ingin
beranjak menjadi malam,
karena gembiranya dunia,
menyambut kehadiran wanita
mulia.
Bunda,
aku memang tak melihat,
hari di mana aku dilahirkan,
hari yang kau senyumi,
hari yang kutangisi,
hari yang tak pernah kunanti,
karena ketakutanku yang amat sangat,
tentang sebuah balas budi,
dan janji-janji bakti,
yang tak mungkin kupenuhi,
untuk mewujudkan harapanmu.
Bunda,
aku masih bisa melihat senyummu,
kurang lebih,
hampir sama seperti senyummu dulu,
ketika kau melahirkanku,
tetapi ijinkan aku bertanya,
bukankah bulan tak selamanya purnama?
dan embun pagi akan diteguk binatang melata,
akupun telah tak telanjang lagi,
karena berbaju tebal keangkuhan,
maka seyogyanya,
menangislah bunda.
Selamat Hari Ibu!
Ibu,
Kaulah yang
kubanggakan
Kaulah tempatku berpijak
Kaulah tempat sandaranku
Kaulah panutanku
segalanya bagiku…
Di tangan ibulah aku dapat merasakan betapa bahagianya aku
Masih mempunyai orang tua
Betapa senangnya aku melihat ibu tertawa lepas.
Betapa hancurnya
hatiku ketika melihat ibu menangis
Betapa ibu mengharapkanku menjadi orang yang berhasil
Setiap kali ibu menutup telepon dengan
berkata
”Belajar yang rajin ya!”
Ya Allah… Berkatilah ibuku, curahkanlah rahmat-Mu untuk ibuku.
Berkatilah pekerjaannya
dan buatlah supaya aku dapat berbakti kepada ibuku dengan
sepenuh hatiku.
Ya Allah, ke dalam tangan-Mu kuserahkan keluargaku…
Aamiin!!
*ditulis tepat di Hari Ibu”.
(Oleh: Rananda)
Ibu
Beredar bintang di garisnya
Bulan bercahaya pada lintasnya
Waktu bergulir dalam takdirnya
Aku…
Terlahir dari manusia hebat
Sepertinya…
Merupakan anugerah terbesar Tuhan untukku
Menjadikanku pelipur lara jiwanya
Kau…
Perempuan hebat di jiwa lemahku
Menyayangi tanpa batas
Mendampingi di semua kisahku
Kau…
Perempuan terbaik dalam kerajaanku
Motivasi terbaik di setiap lika-liku hidupku
Ibu…
Aku mencintaimu
Terima kasih untuk semua waktu dan lelahmu
Ibu…
Aku mencintaimu.
(Oleh: Yulis Marika)
Cahaya Ibu
Cinta yang kau beri membuatku terasa hangat
Padahal dunia bernaung dengan kerasnya
Senyumanmu membuat diri ini nyaman
Walaupun letih yang kau sembunyikan terasa berat
Ibu,
Kau adalah cahaya satu-satunya di hidupku, tanpamu apa jadinya aku?
Maafkan aku yang tak mengingatnya
Saat kau mengganti popokku, memberiku Asi.. Menghiburku di kala aku menangis
Ibu, maafkan aku yang pernah berfikir kau membeciku di kala memarahiku
Terimakasih telah memayungiku selama ini
Mungkin saatnya aku berdiri tanpamu di kala aku terpukul kerasnya palu dunia
Dan harapanku kau jangan pergi
Sampai saat nanti kau menangis bahagia karenaku
(Oleh: Rananda)
Puisi untuk Ibu
Ibu…
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa
Ibu…
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku
dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan
malam
Ibu…
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian
Ibu…
telah kupandang wajahmu di waktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan
sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku
Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga
muncul tangismu
Ibu…
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku
Ibu…
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga
Ibu…
hanya do’a yang bisa kupersembahkan
untukmu
karena jasamu
tiada terbalas
Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu
Ibu…, I LOVE YOU SO MUCH
juga kepada Ayah…!!
(Oleh: Suroya “roy”)
Dari anakmu di tanah rantau
Salah besar,
Kalo yang dibahagiain mati-matian sosok pacar..
Orang yang terbilang baru kita kenal ketimbang Ibu,
Orang yang baru kita cintai ketimbang Ibu,
Orang yang bisa jadi esok, akan mengecewakan kita..
Bilang Cinta & Sayang bisa setiap saat pada dia kekasihmu..
Padahal, Ibu juga inginkan anaknya berikan kasih sayangnya meski hanya sacuil sayang..
*Ahh.. Untung beliau yang paling mengerti tidak pernah marah atau bahkan sampai cemburu menguras hati dengan dia sang kekasih*
Kasihnya Ibu,
Cintanya Ibu,
Sayangnya Ibu,
Engga ada ujung finishnya..
Beliau takkan lelah sedikitpun mengurusimu..
Beliau takkan jenuh mendengar celotehmu..
Bahkan, Beliau akan lakukan sesuatu apapun untuk kebahagian kita..
Meski, senyumnya harus selalu mengumpat dari rasa letihnya..
Gurat keriputnya menjadi saksi tulus kebaikannya tanpa kepura-puraan..
Sungguh, aku malu..
Saat diri ini lupa mengabarinya barang seminggu sekali,
Sibuk mengurusi hal lain, kesibukan yang lain,
Yang padahal ada sosok tangguh yang mengkhawatirkan keadaanku..
Tetap sehat selalu yaa Ibuu..
Jaga Pola makanmu..
Aku rindu, dengan senyum tanpa kepalsuan seperti yang kadang orang lain lakukan untukku..
Aku rindu, dengan solusi dari curhatanku yang meski hanya itu-itu saja “Sabar, ya Nak.. 🙂
Dari Anakmu di tanah Rantau.
Puisi hangat untuk Ibu
Kumenatap ke atas langit yang bertaburan bintang
Saat kupalingkan wajahku ke bumi yang kulihat adalah pecahan mimpi yang mengalir bersama luka jiwaku
Ingin kusatukan mimpi itu kembali tuk melihat senyumanmu ibu
Walau senyum itu tak lagi nyata :-/
Apa yang dapat kulakukan jika kerinduan menjemur jiwaku?
Tapi entahlah… yang kupikirkan hanyalah wajah kecilku yang kau peluk saat itu
Ibu…
Takdir kemarin yang melepas peluk hangatmu
Peluk kasih sayang yang ingin kubalas
Walau saat ini kau tiada lagi di sini
Kutau harapanmu adalah saat aku jadi yang terbaik
Saat keceriaan selalu ada di langkah-langkahku
Ibu…
harapan itu akan di peroleh jika aku mengejarnya
Dan saat ini pula aku akan terus hidup di penghujung harapan
bersama mimpi yang menghubungkan kita
Sampai saatnya aku melihat senyum itu di langit
Miss You Mom 😐
(Oleh: Rananda Pramana)
Puisi Ibu singkat
Ibu…!
Aku tahu…
Semua letihmu itu tulus
Dan…akupun tahu
Bukan apa-apa yang engkau ingin
Engkau tak pernah inginkan apa-apa.
***
Ibu…!
Dulu engkau pernah bilang
Cepatlah besar anakku !
Jadilah engkau orang besar
Yang membesarkan hati Ibu.
***
Ibu…!
Semua hebatku
Tak kan pernah ada
Tanpa ikhlas pengorbananmu.
***
Ibu…!
Sabdamu adalah do’a
Do’a yang nyaring terdengar
Dan pasti… didengar !
***
Bukan gelimang harta tuk membalas
Bukan pula, tahta dan mahkota
Bhakti, taat… menjaga hati
Itu saja…cari dan mesti kau beri.
***
Bunda… Bunda…
Usiamu kini tak lagi muda
Tapi aku jua belum bisa apa-apa.
***
Aku tak tau apa yang harus kulakukan tanpa dia
Dia yang selalu mengerti aku
Dia yang tak pernah letih menasehatiku
Dia yang selalu menemani.
***
Ibu…
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian.
***
Ibu…
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga.
***
Ibu…
hanya do’a
yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu tiada terbalas.
***
Ibu
Maafkan atas tangis ini
Maafkan aku atas rasa bodoh ini
Maafkan atas segala laraku untukmu
Maaf.
***
Ibu
Mengapa tak sadar diri ini
kalau dia selalu menyayangiku
Lebih dari siapapun
Apapun.
Jasamu Ibu
Jasamu teramat besar untukku
Engkau rela gantung nyawa saat mengeluarkanku
Darah dan lelahmu menjadi saksi biru hebatnya cintamu.
Sampai menjadi abu sekalipun
Kutetap tiada bisa membayar lunas jasamu
Engkau terlalu besar berkorban untukku.
Wahai ibu maafkan aku
Aku berbuat salah
Aku menyakiti hatimu dengan tingkahku
Aku minta maaf ibu.
Engkau adalah segalanya untukku
Gunung uang tidak akan bisa membelimu
Tidak, tidak ada materi yang bisa menukarmu.
Ibu jika nanti aku sukses
Aku berjanji akan membahagiakanmu
Tidak akan aku biarkan hidupmu merana
Akan kujaga kau hingga ujung nyawaku.
(Oleh: Rayhandi)
Sedikit puisi buat mama
Kau berusaha agar dapat memberi warna-warni yang indah di hidupku
Walau letihmu terasa kau selalu tersenyum di depanku
Banyak badai yang runtuh kau mampu menahan dengan kesabaranmu
Kuatnya kasih darimu hingga surga pun tunduk di telapak kakimu
Mama…
Di saat aku belum mengerti, kaulah guruku
di saat aku sakit, kaulah dokterku
di saat aku merasakan lapar, kau siap menjadi kokiku
Bagiku kau adalah superhero di duniaku
Kini aku mengerti
Akulah yang mampu menutup awan dengan pelangi
Memberi semua harapan yang selama ini kau inginkan
Walau jika aku gagal..
Aku berjanji kan terus mencobanya hingga akhirnya air mata bahagia yang kau tampilkan di wajahmu.
(Oleh: Ranand Pramana)
Ibu aku merindukanmu
Ibu aku sangat merindukanmu
Ingin rasanya memelukmu
Mencium aroma tubuhmu
Mendekapmu dalam sayang.
Ibu aku sangat merindukanmu
Ingin kupandang wajahmu
Ingin kusentuh jemarimu
Ingin kukatakan aku sangat sayang padamu.
Ibu aku sangat merindukanmu
Disini aku selalu mengisi hatiku dengan tabah
Kujadikan setiap rindu airmata.
Ibu aku sangat merindukanmu
Ingin ada di dekatmu
Merasakan sayangmu
Merasakan hangatmu.
Ibu aku sangat merindukanmu
Disini aku berkutak dengan sakit
Ingin rasanya aku menyusulmu
Ingin rasanya aku bersamamu di putih surga.
Ibu aku sangat merindukanmu
Tuhan dengarkanlah ini
Dengarkanlah bisu ini
Dengarkanlah sayatan rindu ini.
Ibu aku sangat merindukanmu
Semoga nanti kita bisa bertemu kembali
Berjanji untuk selalu bersama di kehidupan setelah mati.
(Oleh: Rayhandi)