Puisi Roman Picisan Putus
Puisi Roman Picisan Putus
“Kita sepakat tuk mengawali semua ini
Tetapi kau sepihak mengakhri
Kita berjanji perjuankan kebersamaan ini
Namun kau menyerah tanpa ku setujui
Padahal rasa ini milik kita,
Kenapa Cuma aku yang tersiksa
Padahal masih ku ingat ikrar cinta kita
Kenapa sekarang kita tidak bertegur sapa”
“Kamu dan aku menyusuri berliku
Kerikil tajam sakiti kedua kaki
Angin dingin menusuk tubuhmu
Akankah kita berhenti sampai disini
Ataukah kita saling melengkapi
Dimana aku ciptakan kehangatan api
Dan kamu menyemat kain menjadi alas kaki”
“Saat aku lelah
Aku minta rindu untuk pergi
Namun rindu tersesat dalam labirin hati bersayam abadi supaya
aku teringat semuanya tentangmu”
“Dulu aku mempunyai dua bintang di hidupku
Namun satu bintang pergi
Dengan membawa separuh nafasku
Kini bintang yang lain merintih pilu
Dan aku takut kehilangan seluruh hidupku
Bintangku
Izinkan aku merawatmu
Karena kamu sangat berharga dagi hidupku”
“Rasa apakah ini
Perih mengiris hatiku
Sakitnya menhujam jantungku
Wahai bidadari pemikat jiwaku
Tak pernah kusangka
Begitu besar artimu
Tak pernah aku mengira
Diammu
Merampas bahagiaku”
“Tidak pernah terpikirkan
Untuk menyakitimu
Sekarang, esok dan nanti,
Kau akan selalu ada dihatiku”
“Aku pikir
Bahagia telah aku dapatkan
Namun jatuh lagi karena ketidakpastian,,,
Tuhan
Jangan biarkan debu halangi langkahku,,,
Jangan biarkan angin membawa mimpiku
Biarkan aku rengkuh banggaku
Supaya mamak dan bapak tersenyum haru”
“Adakah rasa yang lebih menyakitkan
Dari hilangnya hak untuk menyapamu
Adakah rindu yang lebih menyesahkan dari
Simahnya kebersamaan kita”
“Ya allah luka ini tidak hanya diwajahku
Namun juga merobek hatiku
Dadaku semakin sesak
Kekcewaan ini
Mengundang untuk semakin teriak
Sampai kapan ibu disakiti terus olehnya
Kuingin akhiri ini
Ku tak mau ada yang terluka lagi”
Puisi Roman Picisan Tentang Sahabat
“Aku percaya
Persahabatan ini
Sudah dewasa pada akhirnya
Ia memberi nyaman dengan tawa
dia bahagia dengan kebersamaan
Ia tulus dengan pengorbanan
Persahabatan ini tidak selaku saling menguji
Tidak pula ada niat buat menyakiti”
“Ketika aku jatuh terpuruk tidak berdaya
Persahabatanku aku agungkan di nadiku
Tekadku ada di pundak kokoh
Dalam genggaman mereka
Keharuan mana
Yang dapat ku dustakan
Melihat ketulusan
Yang tidak terbantahkan
Semangat mereka begitu membara
Mencari keadilan yang bermuara”
“Disini aku mernagkul sahabatku
Dan disana aku peluk bidadari cintaku”
“Kamu adalah teman dalam suka
Kau ialah teman dalam duka
Kamu menemani dalam sepi
Dan kamu menamani dalam sunyi
Rembulan….
Kamu adalah sahabat
Yang selalu menemani
Disaat kegelapan menghampiri”
“Apa salahku?
Kenapa kebersamaan kami selalu diganggu
Kenapa masalah datang
Mencuri kebersamaan dalam waktu
Jangan pergi bidadariku
Jangan biarkan ku sendiri tersedu”
“Ini tidak tentang romansa
Namun, ini tentang arti bersama
Ketika tangan terbiasa merangkul
Kini patah, karena ego yang terkumpul
Sahabat
Langkah kita biarlah terus beriringan
Tanpa ada amarah di angan
Jangan biarkan dahan kita patah
Jangan biarkan persahabatan terbelah
Kamulah arti bersama sesungguhnya
Saat dia belum pasti kan ku punya”
“Tanpa sahabat,
Maka kesalahan akan sulit buat diresapi,
Ibarat perhiasan,,sahabat alah berlian
Yang sangat berharga”
“Sejenak biar aku lupakan romansaku
Saat tangan sahabatku dipundak ku
Akan aku uikir 1000 dahan
Supaya persahabatan aku tidak terpatahkan
Akan ku lukis satu juta bunga pelangi
Supaya sahabatku selalu mendampingi
Karena sukaku, dukaku, duniaku
Semua semakin indah karena kamu kawan”
“Teman bisa membantu kita saat kesusahan,
Bisa membuat kita tenang ketika keresahan
Dan membuat kita tertawa kembali disaat kesedihan
Namun teman bisa menusuk kita dari belakang
Kapan saja selagi dia mempunyai kesempatan”