Puisi tentang Sahabat Sejati
Puisi tentang Sahabat Sejati
Source : titikdua.netBagaimana kau melewati hari-harimu yang penuh dengan drama, yang tak jarang membuat kamu terjatuh, terpuruk, dan merasa tidak bersemangat lagi?
Ingatkah kamu tentang sosok yang menghampiri saat kamu mengalaminya? Ingatkah kamu tentang orang yang ikut berbahagia ketika kamu bahagia?
Itulah teman, itulah sahabat. Yang selalu hadir di samping kita bagaimanapun keadaan yang sedang kita hadapi.
Berikut di bawah ini adalah puisi tentang sahabat sejati. Teruntuk orang-orang yang tidak pernah meninggalkanmu saat terjatuh.
Sahabat Sejati
Sahabat sejati bukanlah dicari
Mencari sahabat tentu percuma
Sahabat sejati tak perlu dicari
Sahabat sejati datang sendirinyaDi kala susah datang tanpa dicari
Walau tak cerita tentang kesulitan diri
Bila tak datang sahabat sejati
Ingat yang tak terlihat selalu menemaniKala senang orang mendekat
Kala susah orang pelupa
kala sulit dialah sahabat
Kala senang janganlah dilupaManusia selalu mencari sahabat
Di mana ia berada selalu mencari
Namun sahabat sejati tidak terlihat
Tak bertemu maka pada yang terlihatLihatlah anak-anak dahulu mencari sahabat
Tak hirau lelaki dan perempuan
Tak peduli kaya dan miskin serta agama
Walau kini mungkin cuma ada di laskar pelangiPada akhirnya, tiada ada sahabat sejati
Cuma biasa teman bersenda
Datanglah ke hadapan Ilahi
Karena Dialah sahabat sejatiKetika telah mendapat sahabat sejati
Kata mencari tiada lagi berarti
Kata mencari menjelma pada menjadi
Itu pun kalau ada menghendaki***
Dengan keperkasaan matahari
Ia menjadi sahabat seisi bumi
Dengan lemahnya rumput mini
Ia kawan yang rebah memandang awanDengan hitamnya pusat bimasakti
Ia teman bintang-bintang galaxi
Dengan fananya debu angkasa
Ia bersahabat dengan cahayaDengan sendirinya di padang pasir
Ia berteman dengan gemintang malam
Dengan bermenungnya di gua sunyi
Ia bersahabat dengan tetesan air suci.
(Taufik Hidayat, dalam buku “Puisi Untuk Diri Sendiri)
Jiwa Menggebu
Sahabat.. oh sahabat
Engkau terangkan pandangan jiwaku
Bagai bintang di malam hari
Jadikan hidup penuh cahaya
Kau banyak nan indah
beragam bentuk dan sinar yang kau pancarkan
Kau selalu ada untukku setiap
Aku diterpa gulitaKau tersebar luas di mana-mana
Persatuanmu jadikan setiap percikan
Cahayamu sangat berarti untukku,
Setiap kesendirianku kau isi
dengan kebersamaan, kenyamanan, keteguhanSahabat…
Tiada kau ku kan mati melarat
Tanpa kau ku kan terjebak, terperangkap
Dalam terbenamnya hati
Kau curahkan cinta di sela sela kedipan mata
Kau terbitkan sang surya di setiap ilmu yang kau beri
Kau ubah hidupku yang mewarna sore jingga menuju pagi hari.
Dulu
Dulu kita tak begini
Tapi kini kita seperti ini
Dulu kita tak berbeda
Tapi kini kita terbelahDulu kita tertawa tawa
Tapi kini kita selalu menangis
Dulu kita begitu bebas
Tapi kini kita terhempasDulu aku, kita dan dia
Dulu kita dan dia satu
Tapi kini kita tak menyatu lagi
Kabut hitam kini semakin bekuSemua telah berubah
Dulu hari ini dan esok
Dulu masih ada kedamaian untuk kita
Tapi kini semua kian berubahHari ini mulai kurindukan
Kedamaian itu kembali dalam hatiku
Dan menyimpannya selalu
Untuk hari esokKarena dia kita begini
Karena dia puisi ini.(By: Rahma Raichan)