Sejarah Sajak

Sejarah Sajak

Source : basasunda.com

Awalnya keberadaanya sajak itu tidak populer bahkan tidak diterima oleh masyarakat sunda di jawa barat, berbeda dengan cerita pondok atau carpon yang langsung di terima. Alasannya, adalah karena sajak bukan bentuk karya sastra asli dari orang sunda.

Alasan yang tidak diterima oleh akal, sebab dalam kenyataannya guguritan yang dulunya dianggap sastra asli orang sunda juga merupakan pengaruh dari sastra jawa. Seiring berjalannya waktu, kepopuleran sajak di tengah masyarakat sunda semakin berkembang, bahkan menyaingi guguritan, ini terjadi setelah bangsa indonesia merdeka, terutama setelah sajak sunda yang pertama kali di tulis oleh Kis Ws pada tahun 1946 dalam sebuah majalah saat itu.

Saat dimuat dalam majalah dan surat kabar, dari sanalah juga sajak dalam bahasa sunda ini mulai di buku-kan. Memang, umumnya buku kumpulan puisi sunda ini merupakan kumpulan sajak yang sebelumnya sudah dimuat dalam beberapa surat kabar atau majalah sunda sebelumnya.

 

Pada tahun 1992, pernah terbit buku antologi dengan judul “Saratus Sajak Sunda” yang diterbitkan oleh CV. Geger Sunten dan di editori oleh Abdullah Mustapa, isinya memuat 100 judul sajak Sunda. Sajak-sajak ini ditulis oleh para pengarang sunda pada masa sesudah kemerdekaan, hingga sampai pengarang terbaru di tahun 1990-an.

Dilihat dari judulnya, buku ini sekaligus merupakan sebagai bentuk untuk memperingati sajak sunda yang sudah menginjak umur 46 taun. Bentuk sajak dalam sastra sunda ini awal mula hadir sekitaran tahun 1946-an, dan hingga sampai sekarang ini, sajak dapat disebut sebagai salah bentuk puisi paling populer dalam pertemuan sastra pada budaya sunda.