UGM mempersembahkan Baca Puisi Kemerdekaan oleh Pecinta Puisi UGM - SESI 1
UGM mempersembahkan Baca Puisi Kemerdekaan oleh Pecinta Puisi UGM - SESI 1
Source : kanalpengetahuan.fk.ugm.ac.id
CINTA TAK BERTEPI
Karya: Nur Indrianti
Gemerincing bambu runcing
Membelah rona fajar menyingsing
Senyum mengembang pagi merekah
Gemuruh pekik penuh semangat …. ”Merdeka!”
Langkah tegap memanggul asa
Meramu rempah mendulang intan
Negeri elok penuh pesona
Indonesia tanah pusaka
Gugusan pulau panjang membentang
Merangkai indahnya ragam budaya
Menebar istiadat bangsa
Nusantara bak untaian permata
Kualirkan namamu dalam darahku
Meski hantam, pitam, tikam menerpamu
Aku bangga pesonamu
Aku jaga martabatmu Kar’na cintaku tak bertepi ….
Yogyakarta, 1 Agustus 2020
BULAN MERAH PUTIH
Karya: Sri Penny Alifiya Habiba
Pegiat Literasi Grobogan
Agustus mengutus Kepada seluruh anak negeri
Agustus menitahkan rakyat Indonesia harus tetap merdeka
Agustus berkata jangan sampai rakyat Indonesia terhalang untuk menyuarakan kata
merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka
Agustus berpesan agar kemerdekaan ini jangan hanya kenangan
Jangan hanya euphoria tahunan yang berakhir tanpa makna
Napak tilas sejarah bahwa kemenangan ini tak bisa dibeli dengan rupiah
Sebuah perjuangan yang bermandi darah kala itu
Tidak hanya harta benda raga pun jadi taruhannya
75 tahun lalu
Agustus adalah bulan tercabutnya tangis
Bulan terbebasnya nafas dari jepitan tirani
Bulan terbebasnya rakyat Indonesia dari tipu daya Belanda
Agustus adalah adalah bulan yang menjadi saksi kemerdekaan yang tak pernah putus
Agustus berpesan di peringatan kemerdekaan ini sambutlah dengan suka cita
Buatlah parade merah putih
Buatlah barisan muda merah putih
Kibarkan merah putih setingi-tingginya
Dendangkan lagu kemenangan
Teriakkan kata merdeka di pelataran rumahmu
Di gang gang kumuh, di rumah-rumah mewah, di gedung gedung megah, di setiap tempat,
yang kamu lewati
Kepalkan tangan seraya berucap merdeka
Mari kita sambut
Kemenangan jiwa raga
Kebebasan hak dan wewenang tanpa ada kata tapi
Sambut ulang tahun negeri ini dengan suka cita meski pandemi masih merajai negeri
Buktikan bahwa kita rakyat Indonesia akan menjaga merah putih sampai dunia ini di telan bumi
Kibarkan merah putihmu di seluruh penjuru negeri
Agar rakyat pribumi ini bisa lebih dalam mengagungkan bulan Agustus
Mengistimewakan Agustus sebagai bulan merah putih
Yoyakarta, Balairung, 8 Agustus 2020
CORONA DI HARI MERDEKA
Karya: Ons Untoro
“Di hari merdeka ini, kita kembali ke medan perang
segalanya samar dan tegang” kata seorang laki-laki tua, seolah mengenang perjuangan
“Lupakan masa lalu, musuh telah lama berlalu, kita telusuri jejak matahari untuk anak cucu”
ujar perempuan menanggapi.
“Musuh kita sama, sebangsa, sedunia, tak terlihat wajahnya” lagi-lagi laki-laki tua berucap
Perempuan itu tertegun. Tak ada kata diucap
bumi bersedih, dunia berduka
negara-negara kehilangan warga
Indonesia di antaranya
Musuh kita bukan bangsa
makhluk tak kasat mata
kita mengenalinya corona
atau covid 19
tanpa rasa belas
menggigit tubuh penuh iklas
Kita tak bisa bersama
seperti dulu gerilya
menghadapi corona
justru saling pisah
atau tinggal di rumah
corona tak mendekat
kita hidup sehat
Di hari merdeka
kita melupa duka
Di hari merdeka
corona membawa duka
Di hari merdeka
corona memberi tanda
ragam warna satu juga
meski jerak tak bisa ditunda
rasa bersaudara tak hilang muka
Di hari merdeka
mari kita jaga
Satu jua beda-beda
Bhineka Tunggal Ika
Yogya, Agustus 2020
MENATAP MERAH PUTIH
Karya: Sapardi Djoko Damono
Menatap merah putih
melambai dan menari – nari di angkasa
kibarannya telah banyak menelan korban
nyawa dan harta benda
berkibarnya merah putih
yang menjulang tinggi di angkasa
selalu teriring senandung lagu Indonesia Raya
dan tetesan air mata
dulu, ketika masa perjuangan pergerakan kemerdekaan
untuk mengibarkan merah putih
harus diawali dengan pertumpahan darah
pejuang yang tak pernah merasa lelah
untuk berteriak : Merdeka!
menatap
merah putih adalah perlawanan melawan angkara murka
membinasakan penidas dari negeri tercinta
indonesia
menatap
merah putih adalah bergolaknya darah
demi membela kebenaran dan azasi manusia
menumpas segala penjajahan
di atas bumi pertiwi
menatap
merah putih adalah kebebasan
yang musti dijaga dan dibela
kibarannya di angkasa raya
berkibarlah terus merah putihku
dalam kemenangan dan kedamaian
PANCASILA FINAL
Karya: Darwito
Saat malam mulai beranjak menuju keheningan
Sukma melayang menerawang entah kemana
Mencari letak kesunyian
Bertemu diskusi imaginer
Saat diskusi dipimpin HOS Tjokroaminoto ” Raja jawa tanpa mahkota”
Sukarno berapi api mengutarakan Nasionalisme
Kartosuwiryo tak kalah bergemuruh mengutarakan Islamisme
Muso dengan suara lantang tentang sosialisme komunisme
Diskusi tak berkesudahan
Semua diam mematung bak batu candi
Hanya suara jangrik malam hari yang menemani
Kesepakatan disodorkan Pancasila untuk menampung ketiganya : Ketuhanan, Nasionalisme,
sosialisme
Ini final …..
Diskusi saya sudahi kata HOS Tjokroaminoto
Sukarno ….Setuju ..
Kau berdua Karto dan Muso …..setuju ( tapi suaranya ditelan malam )
Ok…
Diskusi saya tutup dg hasil kesepakatan
PANCASILA sebagai dasar negara dan itu final tidak boleh diganggu gugat.
Aku terbangun saat ayam berkokok
Dan adzan subuh berkumandang