15 Kumpulan Puisi Rindu yang Ngena di Hati #2
15 Kumpulan Puisi Rindu yang Ngena di Hati #2
Source : blog.storial.co
9# Aku tampak kekanakan
Dan mungkin aku masih tampak demikian waktu itu
Tinggi kita mungkin tak lebih dari sepertiga orang dewasa
Tapi orang dewasa mana yang bisa
Sebahagia memiliki kesenangan seperti yang kita miliki
Apapun, daun kering, tanah basah, cacing
Tanah dan ulat bulu seperti terlihat lucu
Menyuarakan tawa, menyusun mimpi
Menguatkan, dan kita melupakan
Akhir dari kisah abadi yang harus ku akui
Tidak akan pernah ada
Tumbuh dewasa melupakanmu
Untuk tetap menggaduhkan bumi, bersamaku
***
10# Terus Ada Sepanjang Waktu
Kau datang disaat ku lelah melangkah
Memberikan semangat juang,
Atas diriku yang hampa dan gersang
Sekarang kau telah pergi menggapai mimpi
Takdir singkat ini, takkan mungkin kulupakan
Sebuah pertemuan singkat,
Yang menawanku dalam rindu sepanjang waktu
Alam hijau, lalu berganti kuning
Musim terus berganti melewati
Namun rasa rindu ini terus ada,
Takkan lekang oleh waktu,
Abadi dalam setiap memori hati
***
11# Akhir Sebuah Rindu
Menahan gejolak rindu perih lirih
Kekasih hati jauh disana mengukir senja
Ku terus melangkah dan berharap,
Akan sebuah akhir yang penuh bahagia
Dua insan yang jauh, namun terikat erat
Kerinduan padanya membuatku lupa
Bahwa Tuhan terus menjaga rasa ini
Agar terus ada tak pernah padam
Jika kerinduanku padanya membuatku lengah
Lebih baik ku pergi hanya tertuju pada-Mu saja
Rasa rindu ini berujung pada satu titik
Pada Sang Penguasa,
Dimana kelak ku kan menghadap-Nya
***
12# Merepih Rindu
Redupku pada malam gelisah
bilik bilik awan seakan tutup pintu
tertiup angin penuh gemuruh
halangi pijar bintang bercahaya
Sepi yang menghujam
memaksa hati untuk tetap diam
bentangkan pijak kaki letih
terlalu terjal jalan tersusuri
Kuhirup hening
di alas aroma tanah gambut
tumpuk daun kering terlantar mati
pada kesunyian alam yang regas
Samar bayangmu
pada bulan setengah bulatan cahaya
merepih rindu
memulas pekat warna
di sejuta harap
Oleh : Kang Suhanda
***
13# Dialog Rindu
Seminggu sudah tak bertemu
Kini retina kita beradu
Derap langkah pada lantai seolah meng irama
Kabarnya kau sedang rindu
Apa yang kau rindukan kekasih
Aku
Atau wanita ini yang sering kau sebut kekasihmu
Aku rasa tak baik membahas rindu pada temu
Tapi lagi-lagi kau ahlinya perusuh
Memanggil-manggil rindu sedang aku tengah bersamamu
Katamu kau rindu aku
Rindu wajah kesalku yang membuat wajahmu merona bak sakura musim semi
Oleh : Nur Hafizqi
***
14# Namamu Baitan Rinduku
Angin malam ini kembali menyapa
Kalbu heningku kembali terisik
Bagaimana kabarmu?
Adakah senja tadi membawa pulang memorimu?
Risau, rindu berpadu pada penantian pulangmu
Sebait rindu ku curah pada bumi kita
Air dan angin penyalurnya
Nanti saat mereka tiba sambut dan teguklah
Tegukan pertama sebagai restu izin rinduku
Oksigen hirupan pertama sebagai pembawa hadirku
Selanjutnya terserah kanda barang kali untuk peramu rindu kedua
Oh aku lupa, pencipta sengaja menciptamu untukku saja
Oleh : Nur Hafizqi
***
15# Secangkir Rindu
Kuceritakan ulang kisah kita pada bait-baitku
Tentang rinduku dalam dua bulan itu
Tentang secangkir rindu yang ku teguk tiap malamnya tanpamu
Tentang secangkir kopi yang selalu kau teguk disampingku
Jadi bagaimana yang kurindu kau atau kopinya
Jadi bagaimana yang menemanimu aku atau kopinya
Mentari selalu saja memirangkan pucukan pepohonan
Seolah isyarat kesyahduan malam selalu saja berakhir
Namun tetap saja secangkir rindu itu selalu tersaji dimeja belajarku
Diruang kamar yang itu-itu juga
Diruang kalbu yang itu-itu lagi
Ku nanti kau dalam janji temu yang kau umbar
Ingin lekas kunikmati panahnya masa perkuliahan
Dengan begitu secangkir rindu itu kau pecahkan
Dan takkan tersaji lagi dimeja belajarku yang bukan itu lagi
Oleh : Nur Hafizqi