20+ Kumpulan Puisi Rindu Romantis dan Penuh Makna #4
20+ Kumpulan Puisi Rindu Romantis dan Penuh Makna #4
Source : saintif.com
Puisi Rindu Sahabat
Sahabat merupakan teman sepanjang masa. Karena dengan sahabat, kita tidak pernah merasa sendirian di setiap langkah perjalanan kita. Mengungkapkan rindu kepada sahabat pun tak ada salahnya untuk dicoba.
Berikut beberapa puisi rindu untuk sahabat:
1. Rindu Sahabat
Di kala malam datang
Di saat itulah aku selalu merindukanmu
Kamu yang dulu selalu bersamaku
Kini kau telah jauh di negeri orang
Kita terpisahkan oleh jarak yang begitu jauh.
Andai kau tau
Aku di sini selalu merindumu
Aku rindu pada sosok dirimu yang begitu ceria
Entah gimana keadaanmu sekarang.
Hanya potret gambarmu yang bisa menepis rindu ini
Kau adalah sahabat terbaikku
Jangan lupakan aku
Walau raga kita jauh, tetapi kita tetap satu tujuan.
Karangan : Verrenika Asmarantaka
2. Teruntuk Sahabat
Layaknya lilin di tengah gulita
menyiramkan cahaya dalam kegelapan
Seperti mentari di pagi buta
menghantarkan sinar kehangatan, mengusir kebekuan
Bagaikan bintang yang mewarnai malam
yang tak membiarkan rembulan mengangkasa tanpa teman
membawa keceriaan dan kesetiaan
Bersamamu…
Melalui hari-hari yang penuh liku
Bergenggaman erat menepis gundah dan nestapa
Berbagi kisah…
Tentang cita-cita namun bukanlah angan belaka
Yang membuncah namun tertahan di dalam jiwa
Tentang harapan yang hendak digapai di masa datang
Tentang kegagalan yang hampir meremukkan keyakinan
Sahabat…
Kita bersama dalam suka maupun duka
Saling mengingatkan di tengah canda
Aku berharap dan berdoa…
Kita kan terus melangkah bersama
Menggapai ridho dan cinta-Nya
Meski jarak membentang di antara kita
Tak kubiarkan meluluhkan benang kasih yang telah tercipta
Sahabat…
Terima kasih untuk segalanya
Dan biarkanlah kisah kita terus terangkai
Kini, esok, hingga masa depan
Aku bangga dapati Dirimu seadanya
Kupikir, pantaslah dirimu kutemani
Aku bahagia, Sungguh ingin terurai Kata
Kaulah sahabatku…
Bila hari-harimu tertimpa Bahaya,
Kudoakan Kasih Bagimu
Bila hari-harimu dilanda duka,
Kudoakan Harapan Bagimu
Bila Hari-harimu Barlarut ceria,
Kudoakan Damai bagimu
Selama matahari masih terbit dan terbenam,
Panas dan hujan masih silih Berganti,
Serta bulan dan bintang dilangit masih bercahaya,
Akulah sahabatmu…
Biarpun kita tak mungkin bersama
Sendiri kan kurangkai karsa
Sendiri kan kususun cerita
Berjalan terus menggapai cita
Dalam satu asa dan doa
Bahagia menyertaimu selamanya.
Karangan : Distryadeanis
3. Tak Lekang oleh Waktu
Diawali dari perkenalan
Tersusun menjadi keakraban
Mengisi hari-hari penuh makna
Terjalin persahabatan antara kita
Hari-hari kian berlalu
Walaupun aku dan kamu hanya sebatas waktu
Kita telah ukir sebuah persahabatan
Melangkah dalam satu rasa, suka maupun duka
Telah berlembar-lembar cerita kita torehkan
Berbaur dalam persahabatan yang indah
Kamu begitu mengerti apa mau dan maksudku
Sahabat… kaulah teman dalam hidupku
Tak pernah membenci menyakiti
Tak pernah pula berhenti memberi motivasi
Sahabat…
Waktu telah bergulir
Tali persahabatan telah kita rajut
Bersama kita semaikan bunga-bunga di hati
Dalam hasrat ini,dan dalam angan ini
dan dalam asa mimpi ini
Hanya satu kuingin, hati kita sama
Di dalam satu kalimat, bahwa aku dan kamu
“Tak lekang oleh waktu”
Karangan : Catur Setianingsih
4. Sahabatku
Bagiku engkau adalah jiwaku
Senyummu adalah semangatku
Kata kata mu adalah penguat belulangku
Simpatimu adalah nafasku…
Pagiku cerah dengan tawamu
Siangku indah tak pernah kelabu
Malamku hangat dengan candamu
Mimpiku indah karenamu
Apakah engkau seorang malaikat?
Bertubuh manusia sejuta harkat
Karenamu aku bermatabat
Sungguh sejati engkau sahabat.
5. Satu Taman di Masa Kecil
Aster tetap berbunga,
Bersahutan dengan anggrek yang tetap menjadi penguasa
Berjejer membentuk pola lirik yang sama dengan selimut kamarku
Satu-satunya tempat yang memisahkan hari-hari kita bersama
Kau pasti tahu, betapa asik bersembunyi di bawah rak bambu
Menemukan tempat bersembunyi untuk berbagi secuil roti
Membisikkan kata rahasia mengenai rahasia alam raya yang kita hayalkan
Ah….tentu tidak demikian
Kami hanya anak-anak usia empat tahun dengan markas pinjaman
Dalam bungkus dinding bening orang menyebutnya dengan rumah kaca
6. Mengenai Tawa Yang Hilang
Bila tidak ada penerapan kata abadi untuk kisah yang tepat,
Maka akan ku pinjam sebentar untuk melengkapi penggalan kisah Tertoreh dalam perjalanan tanpa jeda,
Suara tawa seakan menjadi gema yang memekakkan penjuru bumi
Air mata buaya ku anggap tepat untuk permusuhan yang hilang dengan satu kedipan mata
Apa yang kita perebutkan? Jika semua bisa di bagi dua
Kau tampak kekanakan dan mungkin aku masih tampak demikian waktu itu
Tinggi kita mungkin tak lebih dari sepertiga orang dewasa
Tapi orang dewasa mana yang bisa sebahagia memiliki kesenangan seperti yang kita miliki
Apapun, daun kering, tanah basah, cacing tanah dan ulat bulu seperti terlihat lucu
Menyuarakan tawa, menyusun mimpi, menguatkan, dan kita melupakan
Akhir dari kisah abadi yang harus ku akui tidak akan pernah ada
Tumbuh dewasa melupakanmu untuk tetap menggaduhkan bumi, bersamaku