20 Contoh Puisi Ibu Terbaik dan Banyak Tema
20 Contoh Puisi Ibu Terbaik dan Banyak Tema
Source : theinsidemag.com
Terimakasih Mak, Pak
Mak..
Kau peri dunia terindah..
Cintamu tercurah..
Kasih sayangmu melimpah..
Pak..
Engkaulah satria berkuda paling sakti…
Pengorbananmu terperi…
Seluruh tenaga kau berikan padaku..
Demi cemerlangnya masa depanku nanti..Ku ucapkan terimakasih…
Untukmu mak..
Untukmu pak..
Bahagialah..
Dia, Ibundaku
Kala itu purnama sempurna..
Begitu terang menerangi samudera..
Kala itu pula ada seorang wanita menderita..
Berteriak.. mengguncangkan nusantara..
Demi buah hati yang didamba..
Demi buah cinta yang dipuja…
Dia meradang, mengerang dengan bangganya..
Menjerit dengan bahagia..
Tahukah engkau dunia?
Siapa wanita hebat yang sedang kuceritakan..
Wanita sempurna yang selalu ku sanjung..
Dia.. ibundaku..
Setitik Kebahagiaan
Aku dilahirkan dengan penuh perjuangan..
Di besarkan dengan seluruh kasih sayang…
Di didik dengan cinta dan kelembutan…
Di cintai oleh semua orang…
Sebelum semua pergi..
Sebelum semua sirna..
Sebelum semuanya berpulang..
Sebelum tinggalah kenangan..
Aku ingin mengucapkan terimakasih..
Menunjukkan rasa sayang..
Memberikan sesuatu hal.. untuk ibuku..
Setitik kebahagiaan..
Ibu yang Hebat
Tuhan menciptakan ibu yang sangat hebat..
Ibu yang sangat cantik dan bijaksana..
Ibu yang memiliki sayap terindah..
Malaikat saja takjub dengan senyumnya..
Senyumnya seperti cahaya..
Hatinya seperti emas..
Matanya terpancar sinar yang indah..
Ibu yang hebat.. Untukku dan keluargaku
Untukmu Ibu, Untukmu Ayah
Kasihmu, sayangmu, selalu kau berikan padaku..
Kau banting tulangmu.. kau peras keringatmu…
Namun kau selalu berusaha tersenyum didepanku..
Maaf, ku sering mendurhakaimu..
Kau tak pernah berhenti memberi semua itu..
Kau pun tak pernah sedikitpun meminta balasan dariku..
Karena kutau.. kau lakukan semua itu..
Untuk kebahagiaanku..
Kaulah cahaya hidupku..
Kaulah pelita dalam setiap langkahku..
Maafkan.. bila aku belum bisa membalas kebaikanmu..
Aku berjanji… doa dan usahaku.. akan selalu kuberikan untukmu..
Ayah, Bunda..
Sungguh kalian yang menyinariku..
Membuat hariku bahagia..
Kalian surgaku..
Semoga Allah mencium Ayah, Bunda..
Di dalam taman-Nya yang terindah nanti..
Selalu di Hati
Tak lagi berada di dunia yang sama..
Kita terpisah ruang dan waktu yang berbeda..
Kita tak lagi bisa bertatap muka..
Dan aku hanya bisa menatap dari sebuah foto saja..
Takkan ada yang berubah..
Sejauh apapun engkau pergi, ayah..
Ayah adalah pengukir jiwa kami..
Ayah akan selalu ada di hati kami…
Engkau adalah pahlawan untuk hidup kami..
Engkau adalah cahaya untuk hidup kami
Engkau adalah pelita untuk hidup kami..
Engkau akan selalu ada di hati kami..
Pesan Untuk Ayah
Langit sepi tanpa bintang
Seperti hatiku yang sepi dan gelap gulita
Angin bertiup kencang di telinga
Seperti bisikan cinta dari ayahku tersayang
Aku berdoa dalam tangis mengingat ayah
Aku teringat cerita dan nasehat dari ayah
Aku teringat kenangan-kenangan bersama ayah
Dalam doa kutitip pesan untuk ayah
Rinduku, cintaku, dan kasihku untuk ayah
Kusebut dalam doa agar malaikat menyampaikannya
Ceritaku kini, kisah hari-hariku selama ini
Kuceritakan lewat doaku untuk ayah
Semoga engkau turut mendengar ceritaku
Semoga pesanku sampai pada ayah
Tidak ada pria yang dapat menggantikan ayah
Hanya ayah yang terbaik dalam hidupku
Ayah
Kerut di wajah tanda usia senjamu
Tak menghalangi langkah tegarmu
Mandi keringat membanting tulang
Demi kami semua keluargamu
Fajar menyingsing kau melangkah
Di senja hari baru kau kembali
Hanya ada satu tujuan mulia
Memberi sinar bahagia bagi kami
Kau memohon kepada Tuhan
Berkah keselamatan untuk Ayah
Memberi rahmat dan kekuatan
Melindungi jalan kehidupannya
Ibu Pertiwi Yang Merana
Ibu pertiwi
Kini kau terlihat kurus dan tak cantik lagi
Anak-anakmu telah membuat mu sakit dan merana
Menjarah setiap harta mu seperti sebuah tali yang erat menjerat
Ibu pertiwi
Nafas mu kini semakin berat tersenggal
Hutan mu kini semakin sirna di telan pembangunan
Ketika tiap pucuk daun dan ranting gugur oleh bara api
Tangis mu terdengar lewat kicau burung-burung yang terbang mencari perlindungan
Ibu pertiwi
Kau tak lagi perkasa seperti dulu
Hjaunya bukit dan tingginya gunung mu telah habis tercecer menjadi butiran batu
Sungai mu tak lagi bisa memberi kehidupan untuk ikan-ikan yang malang
Karena putra putri mu telah mencemarinya dengan limbah dan sampah pembangunan
Ibu pertiwi
Aku tahu engkau kini putus asa
Kau sudah mencoba mengingatkan mereka dengan bahasa isyarat mu
Kau sudah mencoba menegur mereka dengan tiap bencana yang menggoncang tiap inci bagian diri mu
Ibu pertiwi..
Anak-anakmu tetap tak mau sadar
Bahkan mereka menghancurkan mu semakin gencar
Mereka menebang dan memusnahkan tiap kehidupan di hutanmu
Bagian sel-sel kanker yang terus menjalar dan menyebar seiring waktu
Ibu pertiwi
Aku tahu amarahmu akan meledak pada waktunya
Emosi mu akan meluap menenggelamkan dunia
Mungkin.. kami anakmu ini, memang pantas menerimanya
Tapi, bolehkah aku memohon satu permintaan saja
Ibu pertiwi
Tahan ledakan amarahmu, kendalikan luapan emosi mu
Tolong beri aku sedikit waktu
Akan ku coba untuk menyadarkan mereka
Ibu pertiwi
Mungkin aku tak bisa janjikan ini pasti berhasil
Karena aku bukan Tuhan yang dapat menggenggam takdir
Sebagaimana kau tahu aku hanya seorang manusia
Dengan bersenjatakan kertas dan pena, ku akan coba ingat kan mereka
Ibu pertiwi
Tenanglah tenang untuk sesaat
Lelaplah lelap untuk sejenak
Kan ku janjikan pada mu tentang satu hal
Kau kan melihat sepucuk daun baru yang tumbuh dari tunas di tengah padang gersang
Kau akan lihat hamparan rumput hijau di bekas tanah dimana api pernah menjajah
Dan kau kan melihat sebuah harapan
Dan ketika kau bangun, segenap negeri garuda akan menyambut kebangkitanmu dengan senyuman..
Ibu pertiwiku..
IBU
Ibu..
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu..
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu..
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia obati dengan penawar dan semangat
Dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun..
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu..
Ibu…
Aku sayang padamu…
Tuhanku..
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia..
Selamanya..
Bunda, Aku Rindu
Bunda, ketika engkau sudah tiada, aku merasa sendiri di dunia ini..
Meski banyak orang yang aku kenal, tapi hatiku tetap merasa kosong..
Ibu, anak lanangmu ini merindukan suaramu..
Engkau adalah perempuan pertama yang ku kenal ketika aku melihat dunia..
Engkau adalah perempuan pertama yang mencintaiku segenap jiwa..
Demi waktu, aku merasa rugi tidak bisa membahagiakanmu..
Aku belum memberangkatkan engkau ke tanah suci..
Padahal engkau begitu merindukan tanah suci itu..
Oh.. ibuku, bundaku, perempuan terkasihku.. aku mohon maaf..
Jika selama ini telah banyak berbuat dosa kepadamu..
Aku ingin sekali bersimpuh di kakimu..
Aku ingin sekali mencium keningmu..
Aku ingin sekali mengucapkan kata-kata rindu..
Meski kini engkau telah tiada, tapi aku yakin..
Bahwa engkau terus mencintaiku, menyayangiku selamanya…
Ibu Kartini
Ibu Kartini, engkau adalah pahlawan masa kini
Untuk seluruh perempuan Indonesia
Engkau adalah pejuang yang tidak kenal lelah
Untuk membantu kaummu yang tertindas
Ibu Kartini, engkau selalu menjunjung harkat
Dan martabat kaum perempuan
Meski engkau banyak mendapat hambatan
Tapi engkau tidak pernah menyerah
Engkau didik putri bangsa Indonesia
Agar bisa menjadi mandiri dan terhormat
Ibu Kartini, ibu bangsa Indonesia
Engkau adalah contoh, juga penyelamat kaum perempuan
Engkau membuka mata bangsa Indonesia
Bahwa kaum perempuan tidak berbeda dengan lelaki
Engkau selalu membela kaum perempuan
Yang saat itu terjajah, tak boleh ke sekolah
Selalu dirumah,
Berkatmu, Kartini, kami kini bisa hidup bebas,
Bisa bersekolah setinggi apapun,
Jasamu tak bisa digantikan oleh apapun
Di Hari Kartini..
Kami merasa menjadi perempuan seutuhnya
Ibu, Semoga Tuhan Mengasihimu
Ibu..
Kaulah gua teduh
Tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama
Kaulah kawah
Dimana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
Yang bergelar lembut bagiku
Melepas Lelah dan nestapa
Gunung yang menjaga mimpiku
Siang dan malam
Air mata yang tak hentinya mengalir
Membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain, berenang, dan menyelam
Kaulah ibu, laut, dan langit
Yang menjaga lurus horisonku
Kaulah ibu, mentari, dan rembulan
Yang mengawal perjalananku mencari jejak surge di telapak kakimu
Tuhan..
Aku bersaksi
Ibuku telah melaksanakan amanah-Mu
Menyampaikan kasih sayang-Mu
Maka kasihilah ibuku
Seperti Engkau mengasihi kekasih-kekasih-Mu
Puisi Ibu Ceria
Terlihat wajah berseri nan senyum tulusmu
Terasa untukku tak pernah berhenti doamu
Tercipta kasih sayang tulusmu
Takkan terganti oleh siapapun itu
Kau perempuan terhebat bagiku
Kau adalah segalanya bagiku
Di kala bahagia dan sedihku
Selalu kurasa harap dan doamu
Tiada engkau mengeluh
Tiada engkau kecewa
Tiada engkau lelah
Tiada engkau berkeluh kesah
Cerita tentangku bersamamu kan ku kenang selalu
Senantiasa engkau ku doakan selama hidupku
Wahai engkau kperempuan mulia nan terhebatku
Ibu..
Adalah manusia yang Tangguh
Wanita yang membawaku pada dunia
Membawa pada ceriaku
Lalu pada tawaku
Belaikasihnya begitu lembut
Nasehatnya yang tak berakar dalam kalbu
Tatapan wajahnya yang meneduhkan
Menjadi alasanku tuk rindu selalu
Senyum bahagiaku menjadi bahagianya
Bahagiaya cukup sederhana
Aku tumbuh sehat dan ceria
Aku menjadi orang baik dan berguna
Ibuku
Berdiri ku berdiam diri
Perempuan yang mulai renta sekilas ku pandangi
Peerempuan yang sepanjang hari mengasihi diri ini
Merawatku dengan sepenuh hati
Perempuan yang selalu mengenalku
Kala ku kecil, selalu di sampingku
Menuntun lalu mengajariku banyak cara
Berjalan dan berkata
Perempuan yang tak kenal kata Lelah dan keluh
Yang tak peduli pelipisnya berjuta peluh
Yang selalu bekerja keras sepanjang waktu
Demi masa depan dan kesuksesanmu
Ibu..
Kau yang melahirkanku
Kau yang menyusuiku
Kau yang mengasuhku
Dengan penuh kasih sayang
Ibu..
Kau yang mengajariku berkata
Kau yang mengajariku berjalan
Kau pun yang mengajariku berproses
Dengan penuh kesabaran
Ibu..
Kau selalu menasehatiku
Kau selalu menjagaku
Dengan penuh cinta kasihmu
Karena itu, terima kasih ibu.
Bunda
(by: Ari Burhani)
Sarat rasa cinta dengan tulus diberinya
Tiada dengan tidak makna pada tiap ucapan kata
Usapan kasih selalu, gumam kecilpun terus berlagu
Sesaat terlupa
Lepas dari sadar kita
Balaspun tak diminta olehnya
Ajar sikap terarah, lenyap topang siap direngkuh
Lenyap perasaan gundah pun hadirkan suasana teduh
Sesaat terlupa
Lepas dari sadar kita
Balaspun tak diminta olehnya
Cukup bentuk jiwa bijaksana
Banyak lencana pantas tertuju baginya
Tiap manusia yang dilahirkan ingat lekatlah budi luhurny
Puisi Ibu Zawawi Imron
Kalau aku merantau
Lalu datang musim kemarau
Sumur-sumur kering
Daunan pun gugur Bersama reranting
Hanya air matamu ibu
Yang tetap lancer mengalir
Bila aku merantau
Sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
Di hati ada mayang siwalan memutihkan sari-sari kerinduan
Lantaran hutangku padamu tak kuasa ku bayar
Ibu adalah gua pertapaanku
Ibulah yang meletakkan aku di sini
Saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
Ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
Akupun mengangguk meski kurang mengerti
Bila kasihmu ibarat samudera
Sempit lautan teduh
Tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
Tempatku berlayar, menebar pukat dan melembar sauh
Lok-lokan, Mutiara dan kembang lalu
Semua bagiku
Kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
Namamu, Ibu, yang kan kusebut paling dahulu
Lantaran aku tahu
Engkau ibu dan aku anakmu
Bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan tekah kukenal
Ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
Sesekali datang padauk
Menyuruhku menulis langit biru dengan sajak
Syair untuk Bunda
(by: Rina)
Sepetik syair kunyanyikan
Padamu yang penuh kasih
Dengan nada penuh syukur
Atas tetesan kasihmu padaku
Kau hapus sedihku
Beriku tiap mimpi yang indah dengan doa
Kau ajarku berbudi
Namun apa daya kuberi bagimu
Bahkan, seribu bintang tak sanggup balas cintamu
Yang kuberi hanyalah
Tangis dan kecewa bagimu
Dengarkanlah syair ini
Hingga ku dapat ampunan darimu
Hingga ku dapat katakan terimakasih untukmu
Di Dekat Tanjung, Ibu Berdoa
by : Tino BeoWajahmu seluas tanjung
Ketika langit dan tanganmu terkhatub sujud
Mendoakan jarak yang membentang
Bumi seperti perutmu yang lapar
Meminta anak baru
Agar kau tidak kesepian
Menemani laut
Sebab anak kandungmu sudah
Menjadi batu karang
Diam mengerang dosa
Deretan doa menanjak jauh
memukul-mukul dinding rumah
Tuhan..
Berharap Ia melepas hujan
Mendinginkan amarah dan usia keringmu
The Unrevealed Love
Whenever I look into your eyes, I find my greatest peace.
My heart fills with relaaxation, all my happiness increase.
All my sorrows vanish like a magic, when I hear your voice.
Just to hear your lovely words, I’d love to live twice.
Whenever I hold your hands, I find my best shelter.
Can’t find anyone safer than you, can’t stay with anyone better.
All my tensions fly away, when you come into my sight.
May be I’m in love with you. Yes, I think I’m right.
Though I want to express my love, knowing that it’s true.
Still I can’t say, “Mom, I really love you!”
Artinya:
Cinta Yang Tak Terungkap
Ketika aku melihat matamu, aku menemukan kedamaian yang besar.
Hatiku diisi dengan kedamaian, kebahagiaanku meningkat.
Semua kesedihanku hilang bagaikan sihir, ketika aku mendengar suaramu.
Hanya untuk mendengar kata-kata sayangmu, aku ingin hidup dua kali.
Kapanpun aku menggenggam tanganmu, aku menemukan tempat terbaik.
Tak bisa temukan orang lain yang lebih nyaman selain dirimu, tak bisa hidup dengan orang lain selain dirimu.
Semua emosiku terbang bebas, ketika kau berada di dalam pandanganku.
Mungkin, aku jatuh cinta padamu, Ya. itu benar.
Walaupun aku ingin menggambarkan cintaku, aku tahu itu benar.
Aku masih tidak bisa mengatakannya, “Ibu, aku sangat mencintaimu!”