25 Puisi Lingkungan Hidup Dan Keindahan Alam Sekitar #2
25 Puisi Lingkungan Hidup Dan Keindahan Alam Sekitar #2
Source : Kozio.com
Berita Alam
Halilintar menggelegar, daun-daun berguguran
Langit biru menghilang
Burung terbang tinggalkan sarang
Rintik hujan berjatuhan, payung-payung dikenakan
Pohon tumbang tercabut dari akarnya
Awan hitam semakin mengembang
Kulangkahkan kakiku menuju cakrawala
Gapai harapan mimpi indah
Kupetik senar gitarku nyanyikan lagu tra la la
Merah putih sudah kusam warnanya
Burung garuda entah terbang kemana
Pancasila tak lagi bermakna
Indonesiaku tertutup wajahnya
Badai datanglah hentak kegersangan
Hujan air turunlah sirami kekeringan
Mentari terbitlah ubah kesuraman alam ini
Nergri ini….
—
Puisi Keindahan Alam – Di Tepi Laut
Diujung musim yang bertiup angin
bagai denguas gurun pasir
cahaya melompat dalam lautan salju
diseretnya langkah dimalam itu
dalam putih waktu
kutawarkan pada-Mu
jenuh semesta ini kupenuhi isi
dihidupmu nasib dunia
bentangkan kedua tangan mu
pohon-pohon kering di tepi laut padang pasir
menyanyi dalam gaib malam
kepada seluruh dunia
yang menelankan dipucuk pantai
kuburlah hidup tanpa kesadaran
—
Kicau Burung
Kicau burung yang menyusup lewat
sela daun mangga bersama hangatnya mentari pagi
adalah sebuah misteri
pada siapa rindu kubagi
Kicau burung yang menggetarkan ibaku
daun terbang entah kemana
adalah sebuah duka
yang tertinggal dari kibasan
sayap lukanya
—
Aku bersyukur
Tuhan mengijinkanku untuk dapat belajar
Di sekolah yang indah permai
Dengan pohon berjejer rapi di depan
Aku berterima kasih
Untuk orang tua yang menyayingku
Hingga aku dapat menimba ilmu
Di rumah pengetahuan yang terbentang
Di sekolah ini
Kedamaian selalu kurasakan
Tenang menghanyutkan rasa
Dalam kedamaian yang merasuk jiwa
—
Sawah
Kau bangun di awal hari, sebelum muncul mentari pagi, sebelum kokok ayam jantan pertama berbunyi
Kau mempersiapkan segalanya, untuk pekerjaanmu pagi ini
Cangkul di tangan kanan, rantang nasi di kiri
Kau pergi menemui dewi sri
Ia menari-nari menyambut belaian angin
Kau terpukau oleh hamparan permadani, hijau berseri-seri
Lalu kau berbisik sendiri, ‘elok nian kau dewi’
Puisi Rindu
Tanpa sadar petak-petakmu berkurang, hamparan sawahmu mulai menghilang
Berganti gedung gilang-gemilang
Kau berang, orang-orang berang, semua menjadi berang
Impianmu ikut terbang
—
Puisi Lingkungan – Biru
Di batas biru lazuardi
kepak pun lelah tembus mega
hanya getar
menggelepar sebentar
lalu luluh
luka di balik sayap
masih sayat
tapi darah bukan batas
lihat
tak ada merah di cakrawala
hanya biru
kepak…
kepakkan sayapmu raja langit
hentak bumi dan terjang angkasa
Terbang…
Terbanglah lagi elang
tak ada batas di langitmu
hanya biru dan biru
—
Indahnya Potongan Surga
Indonesia, negeriku tercinta
Berjuta warna dalam satu negara
Di tanah air tumpah darah bangsa
Kita hidup di atas potongan surga
terhampar dari sabang hingga merauke
berjejer pulau pulau indah
dengan pantai dengan permadani hamparan pasir
Biru langitku, biru lautku
Gunung gunung megah tampak berdiri dengan gagah
Perkasa berhiaskan pohon – pohon hijau
Disana ada mutiara hidup para penghuninya
Tempat dimana mereka menikmati kedamaian
Indahnya negeriku
Menjelajah kepulauan yang luas
Dibawah langit tuhan
Dibawah selaksa awan yang beriringan
Indonesia, alam dari surga
Secuil keindah surgawi
yang hinggap di negeri kita
—
Namaku Alam
Perkenalkan, namaku adalah alam
Aku adalah tempat tinggal bagi flora dan fauna
Dimana bagi hewan-hewan aku adalah rumah mereka
Tempat mereka bertumbuh
Berkembang biak, dan mencari makan
Melakukan semua aktivitas kehidupan alam
Bukan hanya hewan
Tumbuhan pun merasakan hal yang sama
Bagiku, tumbuhan adalah perhiasanku
Dan hewan, adalah peliharaanku
Aku juga slalu memberi kesejukan bagi penduduk bumi
Aku memberikan oksigen bagi manusia
Aku juga memberikan sumber daya bagi mereka
Memberikan mereka energi, kekuatan, perhiasan
Dan segalanya yang mereka butuhkan
Semua itu adalah pada saat bumi masih dalam keadaan stabil
Ketika bumi tidak dipenuhi orang orang serakah
Menggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja
Tapi kini
Manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiri
Mereka tak pernah memikirkan aku
Mereka slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh – Nya
Ketamakan, kerakusan, pemborosan
Telah membawaku kepada kerusakan
Lihat apa yang telah mereka perbuat padaku
Setelah apa yang aku berikan pada mereka
Mereka membalasnya dengan merusakku
Menebang pohon pohonku
Memberikan polusi padaku
Memburu hewan hewanku
Dan merusak ozonku
Dengan zat zat yang dulu tak pernah ada di bumi ini
Sungguh perih hati ini rasanya
Apakah tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka?
Apakah tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku?
Sungguh, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini
—
puisi lingkungan bumi pertiwi
puisi lingkungan
Puisi Lingkungan – Bumi Pertiwi
Bumi ini….
Dialah yang memberikan tempat hidup
Dialah yang memberikan kenyamanan
Dialah yang mencukupkan segala kebutuhan
Manusia hidup berbaur didalamnya
Diliputi hati yang saling berselisih
Berjalan dengan angkuh diatas tanah pertiwi
Manusia tidak mencintai tanah ini
Tanah dengan air yang murni
Mereka tidak pernah berpikir dengan hati nurani
Merusak alam atas nama pembangunan
Menggusur alam atas nama pengembangan
Padahal manusia hanya menumpang
Tidak berhak mengotori dan menodai
Dia sudah memberikan udara, air, dan angin
Tapi manusia masih saja menjerit
Seakan-akan pemberian itu berarti
Mengambil semua dengan serakah
Kilauan tambang butakan mata
Harapan jahat terus dipahat
Udara kematian berkumpul pekat
Asap hitam pekat bergerak bebas tak terikat
Sesakkan dada matikan jiwa
Lautan berubah coklat kehitaman
Tercemar limbah kemanusiaan
Kematian pun datang dengan tergesa-gesa
Tanah ini murni sejak jaman dahulu kala
Dipenuhi dengan kehidupan dalam balutan mahkota
Sekarang menjadi gersang dan berkehidupan
Para merpati lari selamatkan diri
Tergerus oleh keserakahan
Terusir oleh keegoisan
Terbang bebas tak tentu arah
Bumi pertiwi memberikan segalanya
Manusia campakkan itu semua
Lingkungan perlahan mulai pudar
Terganti oleh nafsu egois tanpa sadar