25+ Puisi Tentang Ibu yang Menyentuh Hati Cocok untuk Hari Ibu

25+ Puisi Tentang Ibu yang Menyentuh Hati Cocok untuk Hari Ibu

Source : saintif.com

Setetes Air Mata

Setetes air mata seorang ibu

gejola hati yang seakan akan ingin menjerit

air mata terus mengair

membasahi kedua pipinya

yang sangat lembut


Dimalam yang sunyi gelap gurita

kedinginan yang merada ditubuhnya

hati yang terluka terhanyut dalam kesedihan

seorang ibu terus

meneteskan air mata

dan ia mulai bertanya


kepada seorang anak

ia mulai mengucapkan

kata kata dengan lisan

mulutnya seakan akan ingin marah

penderitaan yang dirasakan


Ia mulai berbaring

dan meneskan air mata

apa yang ia rasakan

dan mulai merenung dan diam

tanpa kata kata


Setetes air mata – oleh Hanim Fatmawati

Madiun



Bunga

Oleh Ellen Erviandani


Aku pilih mati !

Jika bunga tetap menangis

Karena tiap-tiap tetesannya luka dalam jiwaku


Aku pilih mati !

Buratan benang kusam jalannya terlampau terbatas

Kala itu menghendaki aku bunuh sang waktu


Aku pilih mati !

Sebagai aku kupu-kupu yang tak bersayap

Bagi aku yang tak terbang cerahkan kelopaknya


Aku marah !

Jika keasingan merengut senyum bunga

Sangat teriris…


Aku tak pilih mati !

Sinar doa-doanya selimuti malamku

Begitu banyak harapan mimpi bunga padaku


Aku bakal berdiam diri

Dengarkan sepoi angin berasal dari dirinya

Menyongsong tajam sorot mata tuanya


Aku tak boleh mati !

Mendahului bunga

Itu pintanya


Pergimu Tiada Kembali

Bila sepi malam seperti ini,

Rinduku padamu mengusik jiwa.


Teringat akan senyumanmu,

Yang meneduhkan, mendamaikan, dan menenangkan jiwaku.


Ibu,

Sedih ini kan terobati

Seandainya engkau ada di sini.


Galau ini akan terhapus,

Jika engkau masih bersama kami.


Kini hanya doa

Yang bisa kupanjatkan.


Moga engkau bahagia di alam sana.


Maafkan Aku, Ibu

Akulah sang pengukir mimpi

Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi

Yang hanyut oleh gelisah

Dan ditelan rasa bersalah

Ibu, kaulah matahariku

Terang dalam gelapku


Kau tuntun aku di jalur berliku

Yang penuh oleh batu

Ucapanmu bagaikan kamus hidupku

Aku berteduh dalam naungan do’amu

Memohon ampunan darimu


Karena ridho Allah adalah ridhomu

Aku senang memilikimu Ibu

Karena engkau sinar hidupku

Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku

Ibu, maafkan aku



Tangisan Air Mata Bunda

Oleh Monika Sebentina


Dalam senyummu kau sembunyikan lelahmu

Derita siang dan malam menimpamu

tak sedetik pun menghentikan caramu

Untuk bisa memberi harapan baru bagiku


Seonggok cacian selalu menghampirimu

secerah hinaan tak perduli bagimu

selalu kau teruskan cara untuk masa depanku

mencari harapan baru kembali bagi anakmu


Bukan setumpuk Emas yang kau menginginkan di dalam kesuksesanku

bukan gulungan duit yang kau minta di dalam kesuksesanku

bukan juga sebatang perunggu di dalam kemenanganku

tapi permohonan hatimu membahagiakan aku


Dan yang selalu kau berkata terhadapku

Aku menyayangimu saat ini dan pas aku tak kembali bersama denganmu

aku menyayangimu anakku bersama dengan ketulusan hati ku.


Kehebatanmu Ibu

oleh Rifka Nurul Aulia


Ketika ku tak bisa berjalan

Ketika ku tidak bisa berbicara

Manusia pertama kali yang menemanimu adalah ibu

Yang selalu tersedia saat kau Sedih, senang dan susah

ketika anda mulai membesar

Kau bisa sadar hidup

Betapa sulitnya pernah pas ibumu melahirkanmu

Keringat bercucuran mulai jatuh

Dan saat ibumu melahirkanmu, ayahmu selalu menemani Ibu

Dan ayahmu berkata “Yang kuat “

Bayangkan dan bayangkan saat ini kau tumbuh menjadi makhluk normal

Masih banyak seorang ibu yang inginkan melahirkan anaknya normal

Tapi tersedia seorang ibu yang perlu mendapat kan ujian anak yang tidak normal

Sebagai manusia sosial kita perlu saling bantu dan tolong menolong

Maka,Kita perlu berterimakasih ke Ibu sebab 9 bulan dia mengandung

Tiada lelah yang dirasakannya

Maka saat ini kita perlu balas budi kepada ibu

Ibu I love you

You are my everything

because you’re forever in my heart mother.

Thank you Allah and Thanks Mother

Selamanya kau selau di hatiku


Samudra Kasih Bunda

Ibu selalu memberi, memberi, memberi

Sedari kita kecil hingga dewasa

sampai dia pun tutup usia


Kasih sayangnya pancaran kasih sayang Tuhan

Tulis ikhlasnya pancaran tulus ikhlas Tuhan

Dia samudra amat dalam dan langit luas kehidupan


Dia seindah kerajaan burung-burung dan terumbu karang istana ikan

Yang menjajikan kedamaian dan hidup bahagia

Dia benteng pelindung atas bencana menimpa

Meski tubuhnya sendiri renta


Ibulah cahaya-cahaya di kegelapan

Pandu penunjuk jalan lurus

Karena hati dan cintanya yang tulus

Pengorbananmu, Buda, iklas sumbangsihmu

Teladan bagi banyak hal yang bernama baik

Dengan akhlak dan cantik


Dari rahimu kan lahir anak-anak salih-salihah

Di telapak kakimu tergelar surga

Karena selalu kau jaga langkahnya


Di hadapan ibu yang mulia

Terkaparlah anak-anak durhaka

Ialah mereka yang mengingkari dan mengkhianati

Tulus mendalam kasih sayangmu


Yang lalai dan lupa karena tipu daya dunia

Maka samudra ampunmu, Buda, kumohonkan sepenuh kalbu

Jika kami pernah bersalah, berdosa

Seringnya mengecewakan dan menyesakkan nafasmu


Adapun doa restumu, Bunda, panjatkan dan limpahkanlah

Untuk putra-putri yang mendambakanmu

Sebelum kami berangkat mengayun langkah

Membuka lahan-lahan kehidupan.


puisi untuk hari ibu dan mama

Puisi tentang ibu

Tidak Akan Terganti

Oleh Nurhalimah Lubis


Ketika kupandang lekat terhadap sudut matamu

Tersimpan derita yang begitu mendalam

Aku sadar disana banyak tersimpan air mata untuk kita anakmu


Air mata yang telah kita lakukan

Ibu

Kamu selalu berharap kita anakmu yang kan menjadi nomer satu

Namun sering kali kita melawan dan melalaikan perintahmu


Kami selalu membuatmu bersedih

Mulai saat ini aku bertekad untuk menghapus air matamu…

dan menggantinya bersama dengan canda dan tawa


Terima kasih Ibu

Kau takkan pernah tergantikan di di dalam hati kita anakmu


Pantaskah Aku

Ku duduk berdiam diri

Wanita yang mulai renta ku pandangi

Wanita yang selama ini mengasihi

Serta merawatku sepenuh hati


Seorang wanita yang tak kenal mengeluh

Yang tak peduli dipelipisnya berjuta peluh

Yang bekerja keras tak kenal waktu

Hanya demi kesuksesanku


Tapi pantaskah aku ?

Masih dicintainya

Masih disayanginya

Masih menjadi kebanggaannya


Aku hanyalah anak tak tau diri

Yang hanya tidur dan pergi setiap hari

Yang membentaknya kala dinasihati

Yang manja dan mementingkan diri sendiri


Pantaskah aku, ibu ?

Mendapat kasih sayangmu

Mendapat cinta tulusmu

Memanggilmu seorang ibu


Aku marah,

Aku benci,

Pada diri sendiri


Mengapa baru ku sadari ?

Aku mengecewakannya

Aku beban hidupnya

Aku berdosa padanya


Pantaskah aku,

Mendapat surgamu ibu ?


Puisi Seorang Anak Untuk Ibu

Aku berangkat saat ini untuk membantai lawan..

Untuk berjuang di dalam pertempuran..

Aku berangkat, Bu, dengarlah aku pergi..

Doakanlah sehingga aku berhasil..


Sayapku telah tumbuh, aku inginkan terbang..

Merebut kemenangan di mana pun adanya..

Aku dapat pergi, Bu, janganlah menangis..

Biar kucari jalanku sendiri..


Aku inginkan melihat, menyentuh, dan mendengar..

Meskipun tersedia bahaya, tersedia rasa takut..

Aku dapat tersenyum dan menghapus air mata..

Biar kuutarakan pikiranku..


Aku pergi mencari duniaku, cita-citaku..

Memahat tempatku, menjahit kainku..

Ingatlah, pas aku melayari sungaiku..

Aku mencintaimu, di selama jalanku.


puisi ibu

puisi tentang ibu

Saatku Menutup Mata

Oleh Fahmi Mohd


Saat ku menutup mata bunda…

Aku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh air…..

Saat ku menutup mata bunda…

Aku tak ingin hati itu seakan tergores…..

Saat ku menutup mata bunda…

Aku ingin bibir itu terseyum…..

Aku tidak ingin engkau terluka…..

Bunda…

Mungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimu…….

Tapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggub melepaskanku….

Bunda….

Aku hanya ingin engkau merelakan ku…..

Dan mengantar kan aku pulang ke rumah ku dengan senyum mu…

Saat ku menutup mata bunda….

Aku ingin kau tau bahwa ku…

Menyayangimu….

Bahwa ku …

Mencintai mu….

Aku bahagia bisa jadi anak mu….


Untuk Ibuku tercinta

By: Agus Suarsono


Ku ingin,

Menghirup hawa yang kau hirup.

Melangkah,

Di tempatmu melangkah.

Berteduh,

Di tempatmu berteduh.

Dan terlelap di atas pangkuanmu.


Ibu…

Ku cuma inginkan selalu bersamamu.

sepanjang waktuku…

Mengingat Ibu

Dengan berselimut kesendirian

Kuterbangun menatap langit langit kamarku

Terlintas di benak sosok engkau

Yang selalu menemaniku menjemput pagi

Yang selalu menemaniku menikmati panasnya sinar matahari

Yang selalu menemaniku menyaksikan bulan dan bintang

Dan kembali mengantarku ke dalam tidur yang panjang


Semua itu kini tak dapat lagi kurasakan

Karena saat ini ku jauh darimu

Mekipun sebenarnya ku tak bisa

Namun ku yakin semua itu akan berakhir


Ibu…

Aku rindu dengan senyummu

Aku rindu dengan kasih sayangmu

Aku rindu dengan belai lembutmu

Aku rindu akan pelukmu

Ku ingin kau tahu itu


Ibu….

Kau selalu ada

Di setiap hembusan nafasku

Di setiap langkah kakiku

Di setiap apa yang ku gapai

Karena kau begitu berarti dalam hidupku


Jasa Seorang Ibu

Oleh Patma


Ibu…

kau membingbingku selama satu tahun

kau begitu baik padakuwaluapun aku sukamarah-marah


Ibu….

kau begitu ceria dan rajin berasal dari terhadap guru yang lain

ibu…

kau yang pintar,baik,ramah,cantik,dan sopan


Ibu…

kalau aku sebabkan keliru tolong maafkan aku

karena aku cuma kesal karna aku selalu diejek


Ibu…

kalau aku kembali sedih kau menghibur aku

kalau aku kembali kesal kau menghiburku


Ibu…

terimakasih atas jasa-jasamu jikalau aku

masih sempat bertemu bersama dengan ibu

aku amat inginkan memeluk ibu


Bunda, Ku Rindu Kau

Waktu itu,

Aku melihat senyummu di kala Dhuha

Burung burung menyambut langkahku

Berkicau kicau mendesah sebuah nada yang elok nan indah

Oh bunda, kau cantik sekali di pagi ini


Teringat kenangan manis melambai lambai

Tak pernah kabur dari simpanan memoriku

Untaian kata lembut terngiang ngiang di udara pikiranku

Oh bunda, Kau yang terindah


Terpeleset pikiranku lama tak berjumpa

Sekian lama tak tersentuh kabarmu

Maafkan bila tak menyapa lebih dekat

Jauh nian diriku tak melihatmu

Wajahmu di awan selalu menghantuiku

Oh tuhan, lindungilah dia


Maafkan daku,

Belum bisa terbang kesana..

Oh Bunda, Ku Rindu Kau



 

Ibu Terhebat

Oh Ibu…

engkau laksana sang surya

Penerang semua jalan

Menuju kebaikan


Oh Ibu…

Engkau melahirkan

Kau besarkan aku

Dengan semua pengorbananmu

Langkahku kau ikuti

Agar jadi anak yang berbakti


Oh Ibu…

Engkau sabar!!!

Sabar menghadapiku

Kan saya ikuti semua nasihatmu


Ketulusan Seorang Ibu

Ibu…

Engkau bagaikan pelita dalam hidupku

Di waktu ku gelisah, tertatih

Kini engkau selalu ada dan menemani

Menjagaku di saat ku kehilangan arah

Membuatku lebih kuat akan segalanya

Yang mengajariku arti kedewasaan dan kerendahan hati

Engkau bagaikan embun di pagi hari..yang selalu menyejukkan jiwa ini


Tuhan..

Sayangilah dan jagalah ia, seperti kasih sayangnya yang tak pernah pudar kepadaku

Inginku melihatnya tersenyum bahagia dengan keberhasilanku

Aku bagaikan debu di dunia ini.

Tanpa ada seorang IBU yang selalu menghiasi hari-hariku

seperti tak berguna jiwa dan raga ini tanpa kasih sayangnya

Ku tak akan mengerti arti kehidupan tanpanya

Ku bahagia dengan keberadaannya di sisiku



Kini Aku Telah Berhasil Ma

Apa yang kini aku dapatkan tidak terlepas dari usaha mama

Kini Aku Telah Berhasil Ma

Apa yang kini aku dapatkan tidak terlepas dari usaha mama

Mama yang selalu membangunkan ku dan menjemput sebuah cita


Aku berhasil karena mama yang selalu menguatkan

Di kala semua tak peduli, mama yang senantiasa berkorban

Kini aku telah berhasil

Segala usaha ku berbuah manis


Aku telah berhasil

Semua yang aku korbankan tak membuat ku miris

Mama yang selalu mendukungku

Terimakasih banyak ma, kau telah menuntunku


Kau ingatkan , sebuah arti penting dalam kehidupan

Dan kini aku telah merasakan

Terimakasih mama ku sayang

Kau yang terbaik dan akan selalu ku kenang


 

Kerinduan

Gerimis bertaut membasahi tubuh

Rinainya jatuh menjadi tangisan dimataku

Rasa ini membeku¡­

Membatu mengingat kisah lalu

Saatku lincah nan lugu, Waktu kecilku..


Biarlah nafasku bercerita tentangmu

Bersajak indah memanggil namamu Ibu..

Aku teramat merindukanmu

Aku rindu.. Rindu masa itu..

Rindu saat ibu menimangku..

Berbisik doa merajut sanubariku..


Semoga ibu disana tersenyum bahagia selalu..

Doa anakmu yang selalu menyertaimu..


Terpaksa Mencintai Ibu

Ibu…

Ma’afkan aku…

Yang terpaksa mencintaimu…


Wajahmu yang mulai luntur…

Mengajarkan saya makna hidup yang sebenarnya…

Bahumu yang mulai membungkuk…

Mengajarkan saya makna pengorbanan dan perjuangan…

Senyummu yang tetap pagi…

Mengajarkan saya seribu keikhlasan…


Walau petang sudah menjelang…

Tapi semangatmu tetap pagi…

Walau dunia tambah tua…

Tapi kasih muda mu tetap kau bagi…


Ibu…

Aku menyesal sudah mengecewakanmu…

Meninggalkan titik hitam di hati putihmu…

Membuat air matamu meluap…

Ma’afkan,bodoh anakmu…

Yang tidak pernah menyadari makna perjuangan cuma-cuma…


Ibu…

Sekarang saya menyadari sehabis mengerti…

Engkau adalah sosok pertama yang ku kenal…

Yang menolong saya dari depan…

Selalu di depan..

Sosok luar biasa…

Membuat kepalan tangan ku jadi bulat…

Tak tergantikan bersama dengan 1000 wanita…


Ibu…

Aku menyadari sehabis tahu…

Seorang anak tidak bakal pernah menyadari bakal besar cinta orang tua..

Sampai ia sendiri jadi orang tua…


Ibu…

Terpaksa saya kudu mencintaimu…


Bidadari Dunia

Oleh Faris DN


Dia…


Adalah insan yang diidamkan kaum lawan

Adalah insan yang dihormati kaum alim

Adalah insan yang dirindui kaum bercahaya

Tanpanya…

Kau takkan mudah meraih yang kau pinta

Kau takkan mudah tangguh dalam berjuang

Kau kan mudah merasa lelah


Ingin sekali ku indahkan namanya

Ingin sekali u indahkan derajatnya

Ingin sekali ku persembahkan hadiah untuknya

Namun apa daya, aku hanya seorang lemah


Cintanya menghapus semua duka

Cintanya menghapus semua lelah

Cintanya membunuh semua kalah

Cintanya membuat diriku perkasa


Dia…

Akankah kucapai apa yang diimpikan?

Akankah kubahagiakan dengan hatinya?


Apakah aku akan terdiam dengan lemah?

Tidak! sekali lagi tidak! karena ku yakin

Ku dapat menaikkan derajatnya

Ku dapat menarik kedua tepi bibirnya dengan hati lapang

Ku dapat membawanya ke Surga


Namun, siapakah dia?

Mengapa dia sungguh digila-gilakan?


Biarku perindah

Biaarku camkan

Biarlah kuucapkan

Daialah… Bidadari Dunia


Tuhan Sayang Ibu

Sudah saatnya memang ibu berhenti berjuang

Dan sudah takdirnya kini ibu berpulang

Do’akan anakmu supaya tidak malang

Karena ditinggal oleh ibu tersayang


Terimakasih ibu, kau lah laksana hidupku

Kau lah yang berjuang demi aku

Maafkan semua kesalahanku ibu


Malam ini aku merasa sepi dengan rindu yang tak bertepi

aku ingat ibu, dan ingin sekali bertemu

namun tak mungkin, ibu sudah bahagia di sana

di surga sang pencipta

tuhan sayang ibu, untuk itu tuhan menjemputmu

akan aku tahan semua rindu

agar ibu tak jemu


Bagai Malaikat Tanpa Sayap

Ibu..

Engkau inspirasiku..

Aku berkelena ke ujung dunia

Bayangmu selalu ada disampingku

Secerca harapan darimu

Ku jadikan pedoman di setiap langkahku

Dalam doamu selalu tersebut namaku

Kau tameng dalam hidupku

Kau penyemangat terbaik dalam hidupku

Kau bagai malaikat tanpa sayap untukku

Engkau segalanya untukku

Aku tanpamu bagai angin tanpa arah

Engkau bagai lautan samudera

Tempat mencurahkan segala kegundahan hati


Ibu…

Terimakasih atas kasih sayangmu

Terimakasih atas perjuanganmu

Terimakasih atas perhatianmu

Terimakasih atas setiap tetesan keringat yang tercurah untuk anakmu

Terimakasih atas pengorbananmu


Ibu..

Maafkan amarahku

Maafkan keegoisanku

Maafkan kenakalanku

Maafkan aku atas airmatamu

Ibu.. engkau cahaya penerang dalam hidupku

Jika orang bertanya padaku siapa pahlawanku? Pastilah engkau Ibu jawabanku..


Cerita Kecilku

Andai sementara ku putar kembali

Ingatkah engkau bakal masa-masa lebih dari satu th. lalu?

Saat saya tetap dipangkuanmu

Saat saya tetap di dalam timanganmu


Kau suapi ku makan karena ku tak dapat melakukannya sendiri

Kau tuntun saya karena ku belum dapat berjalan sendiri

Terjatuh ku berulang dan menangis

Dengan penuh kasih sayang,kau usap air mata ku dan kau buat ku tersenyum kembali


Apakah kau tetap mengingatnya bu?

Aku rindu masa-masa indah ku dulu

Akankah ku dapat merasakannya kembali?

Menangis di dalam pelukmu dan tertawa bersamamu



Ibu “Si Penyabar”

Kau sering bangunkan ku ketika subuh

Meski itu selalu tak membuat aku luluh

Ibu “Si Penyabar”

Kau sering bangunkan ku ketika subuh


Meski itu selalu tak membuat aku luluh

Kau selalu memanjakanku di pagi hari

Meski terkadang aku tak bersemangat

Kau selalu memberi sapaan hangat

Dengan senyum pagi, terbaiknya


Kadang aku sesekali acuh kepadanya

Namun ia selalu baik dalam bertutur kata

Kadang aku sesekali melawan perintahnya

Namun ia selalu sabar tiada batasnya


Dialah si penyabar itu

Dengan segala kekuranganku

Ia selalu menutupi itu

Aku sayang ibu

Maafkan semua kesalahan anak mu bu.



Muara Kasih

Oleh Ida Ayu Sri Widiyartini


Kaulah muara kasihku..

Tempat ku berkeluh kesah, mencurahkan isi hatiku


Kau tempatku mengadu tatkala aku ketakutan

Kau bak sutra yang indah nan lembut

Membelaiku penuh cinta dan kasih


Kaulah pahlawan ku..

Menjagaku tanpa letih hingga ku terlelap

Lindungi aku tanpa henti entah siang ataupun malam


Bersamamu aku merasa damai

Kau dekap aku dengan ketulusan

Memelukku dengan sinar kasihmu

Membalut luka dan ketakutanku

Tak ada tempat sebaikmu..


Tiada makhluk semulia hatimu

Kau takkan terganti meski waktu berhenti berputar

Takkan pula luntur meski waktu dimakan zaman

Kaulah muara kasih terindah..


Cinta kasihmu takkan lekang oleh waktu

Meski bibir ku tak mampu beruncap


Percayalah Bunda..


Sarangheo, aku menyayangimu selalu

Sekarang, esok dan selamanya