25+ Puisi untuk Guru Terbaik [Berbagai Tema] #2
25+ Puisi untuk Guru Terbaik [Berbagai Tema] #2
Source : saintif.com
Bersamamu, guruku
Oleh Yoga Permana Wijaya
Ketika aku menatap langit
Tingginya takkan dapat kuraih berjinjit
Tapi tatkala aku menatapnya bersamamu, guruku
Aku dapat menggapai cita setinggi itu
Ketika aku memandang samudera
Hamparan luasnya takkan bisa kupeluk di dada
Tapi tatkala aku memandangnya bersamamu, guruku
Aku bisa merangkul mimpi seluas itu
Ketika aku melihat gunung
Beratnya takkan mampu kupikul di punggung
Tapi tatkala aku melihatnya bersamamu, guruku
Aku mampu mengangkat ilmu seberat itu
Itulah tinggi, luas dan bertanya jasa yang kau terima
Berkatmu. Kumantap, kumemandang, kumelihat sisi lain dunia
Tuk mengubahnya menjadi bekal kehidupan
Maka setinggi langit, seluas samudera dan seberat gunung
Terhatur terima kasih untukmu, guruku.
Guruku
puluhan tahun engkau mengajar kami.
Membaca,menulis,serta behitung
Puluhan tahun engkau mendidik kita
Menjadi anak yang baik dan pengerti.
Sekarang,aku telah bisa
Membaca,menulis,berhitung,serta berkarya.
Demimu,kami relakan sejuta kesempatan.
Hanya demi malaikat pendidik.
Guruku,kami semata-mata murid-muridmu.
Yang tak dapat selamanya menyenangkan hatimu.
Engkau adalah sosok yang sabar.
Menghadapi sejuta masalah.
Terima kasih,Guruku.
Pengabdian
Oleh Roosmilarsih
Sribu rintangan adalah cambuk perjuangan
Sejuta pengabdian bagai emas yang kita tanam
Sedih, suka adalah tangga, untuk kita sampai ke puncak kesuksesan
Menjadi sosok dengan satu kepribadian yang tak goyah oleh selembar surat keputusan
Pengabdian, waktu terus berjalan tak ada beda
Tanggal yang berlalu dan menjelang tak beri kepastian
Hanya tugas dan segudang kewajiban
Yang tak pernah beri hak atas segala pengorbanan
Gemuruh semangat kalian adalah cita
Yang kan mampu runtuhkan tingginya jurang pemisah dalam pendidikan
Karena smangat juang kalian tak kalah oleh selembar surat sakti dari yang berwenang
Tak da keraguan dan kebimbangan
Spanjang waktu, langkah kalian semerbak
Tak da pamrih, meski tahu tanggal satu yang tak pernah berpihak
Kalian bahkan tak pernah peduli, karena disetiap waktu ada harapan yang takan bisa terbalas oleh manusia
Namun yakin semua balas kan datang pada waktunya
Mari dengan bangga kita teriakan
Hidup pengabdian, hidup perjuangan
Agar rasa putus asa tak datang mendekat
Agar kejenuhan tak brani hinggap
Tak ada yang sia-sia
Pengorbanan kalian bagai para suhada
Doa kalian adalah wangi surga yang memanggil dan meminta
Mari syukuri karna kita adalah insan pilihan dan teladan, tuk mendidik generasi menjadi pejuang kehidupan
Jangan ajari aku korupsi, guruku
Oleh Abdul Hakim
Kureguk ilmumu di saat aku dahaga akan ilmu
Kurasakan hangat kasih sayangmu kala engkau tebarkan teladan buat anakmu
Senyum sapa salammu setia menyambut kedatanganku
Tanpa kenal lelah engkau tebarkan kebajikanmu
Aku mungkin bukan anak yang pintar
Aku ingin meraup ilmu yang engkau ajar
Ilmumu aku goreskan dengan ujung pena
Di atas buku kusimpan jejak tulisanmu penuh rasa
Kuhayati tutur katamu dengan sepenuh jiwa
Aku ke sekolah bukan ingin mengumpulkan pundi-pundi angka
Aku mungkin bukan anak yang layak menyandang juara
Aku hanyalah anak negeri yang ingin melukis masa depan dengan penuh asa
Aku ingin membekali diri dengan ilmu yang kau semaikan sepanjang masa
Aku ingin guruku memberi angka apa adanya
Bukan angka basa-basi biar aku terlihat anak digdaya
Menipu diriku… orang tua… dan seluruh bangsa
Meski aku tahu guruku takut dikatakan gagal mendidik anak bangsa
Terpaksa memberi angka yang cetar membahana
Di bawah ancaman tunjangan takkan cair kalau anak diberi angka apa adanya.
Guruku… jangan ajari aku korupsi
Beri kami angka sesuai bukti yang engkau miliki
Itulah wajah kami yang masih harus belajar lebih keras lagi
Agar negeri ini kelak melahirkan generasi emas yang hakiki
Mampu berdikari taklukkan dunia yang kian berkompetisi
Bukan emas palsu yang menipu diri sendiri
Guruku… Ajarkan kami sepenuh hati dengan kejujuran dan hati.
Jika Tanpa Dirimu
Kaulah pembimbingku
Kaulah pengajarkku
Kaulah pendidikku
Guru…..
Itulah julukanmu
Yang tak pernah jenuh dalam
Mengajar dan membimbingku
Guru….
Tanpa dirimu saya dapat hancur
Tanpa dirimu saya dapat sengsara
Tanpa dirimu saya dapat sesat
Guru…
Terima kasih
Atas segala jasa jasamu
Air Mata Untuk Guru
Oleh Dhiya Gustita Aqila
Kembali hilang bagian penting hidupku…
Terlalu cepat waktu mengambil dirimu…
Waktu tak mengerti apa perasaanku…
Air mata kembali bersamaku…
Melepasmu bagai dagingku telah hancur…
Hatiku layu tidak kembali mekar…
Ku tak bisa menjadi seorang anak pintar…
Tanpa dirimu itu akan sukar…
Air mata ini untukmu…
Kau dapat dengar tangisannya selalu…
Suaranya kan bergema di tiap celah hatimu…
Kan mengisi kekosongan rumahmu..
Andai kita tak berpisah…
Detikku takkan resah…
Melihatmu telah jauh…
Hatiku semakin rapuh…
Pahlawan yang terlupakan
Oleh Ahmad Muslim Mabrur Umar
Cermatilah sajak sederhana ini, kawan
Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan
Sosok yang sering tak dianggap
Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan
Terka-lah kiranya siapa pahlawan ini
Ingatlah lagi kiranya apa jasanya
Ia tak paham genggam senjata api Ia tak bertarung di medan perang
Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya
Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya
Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia yang diharap menang
Namun suksesmu dan suksesmulah menangnya
Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini
Karenanyalah kudapat tulis sajak ini
Karenanyalah kau dapat baca sajak ini
Juluknya ialah pahlawan tanpa tanda jasa
Mungkin telah teringat olehmu kawan
Mungkin telah kau terka jawabnya
Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru, sang pahlawan yang terlupakan.
Guru Maafkanlah
Butiran air mata kami saat ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu artinya apa-apa
Karena yang lebih artinya adalah
Butiran air hujan yang sangat deras
Yang kau hadapi..
Kau Lewati..
Dan kau lalui bersama penuh hati ikhlas
Semua itu kau melakukan hanya untuk kami..
Panasnya situasi saat ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu artinya apa-apa
Karena yang lebih artinya adalah
Panas teriknya matahari yang terpancar
Yang kau hadapi..
Kau Lewati..
Dan kau lalui bersama penuh hati sabar
Semua itu kau melakukan hanya untuk kami..
Namun.., Sedih yang kau rasakan saat ini
Mungkin tidak seberapa dan tak begitu artinya apa-apa
Karena yang lebih artinya adalah
Betapa sedihnya kami saat ini..
Ketika semua jasa mulia yang kau berikan
Tak bisa kami lalui bersama penuh balas budi
Guruku maafkanlah kami.
Jasamu Tak Terbalas
Oleh Saraswitha Shinta Hapsari
Ketika ilmuku gelap gulita
Engkaulah pelitanya
Ketika ilmuku butuh cahaya
Englaulah penerangnya
Kau bagi ilmu
Menerangi otakku
Seolah engkau berkata
“Rajinlah belajar muridku.. Agar kau sukses nantinya..”
Batinmu…
Padamu guru-guruku
Aku haturkan rasa hormatku
Untukmu guru-guruku
Aku ucapkan terima kasih
Atas ilmu yg telah kau bagi pada murid-muridmu
Jasamu tak kan pernah terbalas
Selamat hari pahlawan..
Untukmu pahlawan tanpa tanda jasa
Terima kasihku…
Karna tanpamu
Aku terjatuh di alam kebodohan
Sang guru
Oleh Fitriana Munawaroh
Tentang kegelapan…
Tentang buta pada zaman dahulu kala.…
Tentang kebodohan yang merajalela….
Dan tentang sosok penumpas itu semua….
Ialah sang guru….
Sosok yang ikhlas berbagi ilmu….
1, 2, 3 ,4 dan seterusnya….
Harapnya tetap tak lekang dimakan usia….
Tetap tak basi dari sebuah tradisi….
Dia tetap mulia…
Dengan segala wibawanya….
Masa depan?
Jangan kau tanyakan….
Aku dan kamulah sang harapan…
Menjadi lebih hebat dari apa yang ia ajarkan….
Maka genggamlah apa yang ia percayakan…
Guru Pejuang Di Zaman Ini
Guru… Kau adalah
Pejuang Yang siap membentengi kami
Demi untuk kecerdasan bangsa ini
Kau latih kami untuk kuat
Kau ajari kami untuk menang
Kau bimbing kami untuk menuju sukses
Kau marah saat kami menyerah
Kau kecewa saat kami gagal
Tapi kau bahagia saat kami menang Guru…
Perjuanganmu sungguh mulia
Kau senang mengorbankan semuanya
Demi kami anak-anak bangsa
Untuk Guruku Terkasih
Oleh Victoria Anggia Alexandra
Engkaulah adalah lenteraku, di dalam kegelapan
Engkaulah adalah embun penyejukku, di dalam kekeringan
Engkau adalah penuntunku, di dalam kebutaan
Engkau adalah temanku di dalam kesendirian
Engkau beri kami jawaban dari masalah kami
Engkau beri kami harapan dari keputusasaan kami
Engkau berikan kami arah dari kesesataan
Engkau beri kami keindahan dalam kesunyiaan
Engkau berjuang memerangi demi kebaikan kami
Engkau menciptakan insan yang berpendidikan
Engkau berjuang memerangi kemiskinan
Engkau menggantungkan harapan bangsa di pundak kami
Engkaulah pelangi di tengah badai
bagaikan pejuang di tengah pertarungan
Engkaulah hujan di gurun gobi
bagaikan secercah harapan di tengah ketidak pastian
Oh guruku…
Engkau adalah pahlawan sejati
Engkau adalah seseorang yang selalu kami nanti
Jasamu tak akan dapat kubalas sampai mati
Sang pengabdi
Oleh Zaniza
Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan
Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih Ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti.
Amarah Guru
Oleh Dwi Kurniati
Ketika…
Keramaian datang…
Kesalahan terjadi, membuat ia melayangkan benda!
Memaki setiap orang yang ada!
Semua orang mendapat hadiah!
Semua orang mendapat makian!
Mendadak kesunyian datang akan kemarahannya, ia berdiri!
Tunjuknya seorang yang membuatnya marah!
Berdiri ia disebrang di depan tembok berwarna kuning
Bertanya-tanya tentang kesalahan
Semua mata menatap
Papan besar ikut menjadi saksi bisu
Coretan tinta ikut menjadi pendengar sejati
Cicak” menyaksikan semuanya
Terjadinya amarah seorang guru kepada muridnya
Sunyi … kesunyian … mulai menyerang
Membuat orang diam terpaku tak bergerak
Bagaikan patung yang tidak bernyawa
Bagaikan lalat yang hanya dapat menyaksikan
Waktu berputar!
Menit demi detik waktu berjalan
Amarah meredam
Hati terbuka
Keajaiban menghampiri
Kembali ia diseberang sana
Berkata lembut dengan saksama
Duduk pun ia kembali
Terbesit kekesalan di dada, akan tetapi semua terlewatkan
Menganggap ini semua adalah pembelajaran