46++ Puisi Tentang Alam dan Lingkungan #2
46++ Puisi Tentang Alam dan Lingkungan #2
Source : rimbakita.com
Derai Cemara Udang
Angin pantai disela gerimis mendera pelan
Sejenak berteduh di bawah pohon-pohon cemara udang
Kemudian lenyap ke arah gubuk-gubuk bambu yang reot
Tanpa atap di tepian jalanan pantai
Senja ini, tiada yang romantis atau membiuskan angan ke dalam khayal yang beku
Dan ratusan hari terkubur diam
Pantai ini telah sepi
Hanya derai cemara udang
Hanya rintik gerimis yang tidak kunjung reda
Tidak juga menjadi hujan deras
Ada yang berubah!
Pantai ini merubah dirinya menjadi teduh, hijau dan di beberapa sudut tumbuh padang rumput
Ada cemara udang, perahu nelayan yang sepuluh tahun yang lalu belum kulihat
Ini adalah pantai kenangan
Sabda Bumi
Belum tampak mendung merenung bumi
Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut
Terpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rindu
Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu
baca juga: Hujan Zenithal - Pengertian, Karakteristik, Proses Terjadi & Manfaat
Bulan tak ingin membawa tertawa manja
Kala waktu enggan berkawan pada hari
Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri
Terhapus awan gelap melahap habis langit
Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini
Hitam memang menang menyerang terang
Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari
Bersama untaian senandung salam alam pagi
Bencana Melandaku
Lewat suara gemuruh di iringi debu bangunan yang runtuh
Tempatku nan asli terlindas habis
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap
Kau lalap habis aku kehilangan segalanya
Mata dunia terpengarah menatap heran
Memang kejadian begitu dahsyat
Bantuan dan pertolongan mengalir
Hati manusia punya nurani
Tuhan… Mengapa semua ini terjadi?
Mungkin kami telah banyak mengingkarimu
Mungkin kami terlalu bangga dengan salah dan dosa-dosa
Ya Tuhan, ampunilah kami dalam segala dosa
Indahnya Alam Negeri Ini
Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku
Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk, tenang, senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan
Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna
Petani Desa
Kumpulan orang-orang desa mencangkul
Memetak-metak sawah
Irigasinya digunakan sebagai permainan bocah-bocah di sana
Semua riang tanpa beban
Air di sungai gemericik terasa syahdu
Mengiringi burung burung bersenandung
Gurauan petani dan bocah bocah polos
Bertelanjang kaki bersama alam
Merasakan nuansa
Harmoni
Puisi Pantai
Kubiarkan ombak mengusap kedua kakiku
Seperti menari-nari dalam buaian keriaan
Kalbumu kupandang jauh
Jauh di ufuk kebiruan berpadu yang menyatukan langit dan laut
Namun waktu pun sekejap berlalu beranjak dari pesona
Dengan hamparan pasir putihmu
Debur ombak yang berdebar dan keceriaan anak-anak tertawa
Tersenyum serta lesung pipimu
Bak guratan pasir jemari-jemari lentik yang sesekali gelombang menyapanya
Waktu yang tak pernah kembali berjalan bahkan berlari
Ijinkanlah kutemui
Bukan sekedar untaian mimpi
Kan kubasuh kakiku di pantaimu
Lautan Indah dan Tenang
Lautan yang indah dan tenang
Terlihat ikan yang sedang bergurau riang
Dibalik terumbu karang yang tampak kokoh
Bersama tanaman laut yang bergerak indah
Manusia yang melihat itu sangat terpesona
Ikan ikan berenang dengan ceria
Air laut tampak tenang dan tidak bergelombang
Suasana lautan sangat nyaman dan tenang
Panorama Alam Kintamani
Ketika ku memasuki areamu
Kuhirup hawa sejuk
Mengalir langsung ke relung hatiku
Seakan-akan alam semesta ramah menyambutku
Wow ajaib karya Tuhan
Dia telah merancangkan segala yang luar biasa
Lihatlah karya tangan-Nya
Panorama alam Kintamani
Amazing… Kintamani begitulah orang menyebut dirimu
Rangkaian pegunungan, pepohonan, bunga-bunga menyemarakkan alam Kintamani
Melihatmu… Menikmatimu…
Sungguh dapat melepaskan stress
Memberi ruang baru dalam hidupku
Memberi kesegaran jiwa raga
Terimakasih Kintamani
Syukur bagi-Mu Sang Maha Kuasa
Tangan Tak Bertanggung Jawab
Hancur segalanya
Akibat yang sederhana
Namun berat nan besar
Terlihat biasa namun menghancurkan
Udara yang segar kini tak terhirup kembali
Burung yang sering berkicau kini tak tampakkan keelokkannya lagi
Api membara, terus membakar
Khalayak rayap pemusnah
Harapan yang musnah
Ribuan orang penuh kesedihan
Tangis menyayat hati
Kesengsaraan bertubi-tubi
Bagai beban diatas gunung yang tertimbun padat
Bagai punuk gunung
Hamparan padang rumput subur nan hijau
Telah berubah hitam
Tak terlihat jernihnya air
Tak terlihat habitat disana
Mereka pergi mencari perlindungan
Jangan salahkan! Bila mereka mengancam warga
Memangsa hewan ternak hinggga berbuat kerusakan
Mereka berlarian mencari makanan
Kehidupannya telah direnggut oleh tangan tangan tak bertanggungjawab
Sungguh siksaan bagi hewan-hewan disana
Puisi Melodi Senja
Menampakkan diri bukanlah hal yang sulit
Senja, tidak akan lupa dimana ia harus terlihat indah
Jingga yang terlukis, terpatri dalam jiwa cintanya
Sedetik, dua detik dia akan dibenci
Namun, kebenciannya selalu dirindukan
Penikmat senja selalu menanti kehadirannya
Nuansanya mendominasi Nabastala seantero jagat raya
Indonesiaku, Tanah Airku
Pesonanya nan indah, itulah Indonesiaku
Membuat dunia terpesona akan kehindahannya
Budayanya yang beragam
Musiknya yang beragam
Tarian serta bahasanya pun beragam
Itulah tanah airku
Hutannya yang tumbuh asri
Gunung-gunung yang menjulang hijau
Lautannya yang biru terhampar
Serta semua kekayaan alamnya mengisi indahnya nusantara
Tetaplah engkau terjaga serta lestari
Negeri yang terkenal dengan sejuta simponi
Sangat indah negeriku ini
Oh Indonesia
Kau lah negara yang sangat indah, tanah airku
Puisi Tentang Rasa dan Frasa Alamku
Dari sudut perkotaan yang hingar bingar
Menurunkan radar pada puncak se antero jagat
Tragis! Sorakku berdengung
Menuai hasil buruk setelah dijajah oleh penguasa tak bertuan
Menangis!
Alam mulai menangis
Menyadari bumi yang semakin goyang
Namun, laut menjawabnya
Melalui ombak yang kian menari
Indah jika ku gabungkan bersama lembayung senja
Tropisnya Negeri, meminang aksa untuk berkunjung
Detakmu kini. Membuatku semakin yakin
Akan hal alam yang menyeka ku untuk bersujud.
Terima kasih Alam
Terima kasih Bumi
Engkau menjadi penguat dari kekuatan rasa, cinta manusia pada setitik kisah dari manisnya lautan hijau
Global Warming
Oleh Dhimas Mega Putra
Makin canggih peradaban teknologi
Makin banyak terdapat polusi
Kini pemanasan global terjadi
Di seluruh bagian Bumi ini
Manusia tak sadar perbuatannya
Yang merusak lingkungannya
Hewan dan tumbuhan juga merasa
Lingkungannya dirusak manusia
Panas menyengat kulit manusia
Bencana terjadi dimana-mana
Semoga saja semua manusia
Takkan lagi merusak lingkungannya
Keindahan Alam
Batapa indahnya alam ini
Laut berombak-ombak
Awan berarak-arak
Udara segar bertiup-tiup
Aku berdiri di atas gunung
Berdiri di bawah langit
Untuk melihat keindahan alam, keindahan dunia
baca juga: 28++ Puisi Kehidupan - Belajar Memaknai Anugerah Hidup & Penjelasan
Aku mempertaruhkan nyawa
Bertahan diri di atas gunung
Demi melihat keindahan alam,
Keindahan ciptaan Tuhan
Gunung Yang Telah Lama Gersang
Aku dulu dilahirkan dalam alam yang permai
Dibuai dalam lindungan alam yang indah
Yang selalu mengingatkan aku pada belaian pertiwi
Selalu bersenandung rindu dalam dekapan alam
Semua kini telah dalam pandangan
Entah ke mana dan menjadi apa alam yang ku kenang dulu
Bagai ditelan dalam rakusnya manusia jahanam
Yang tiada belas kasihan dalam hidupnya
Selalu terasa pedih di hati ini
Tersayat sembilu dalam jiwa-jiwa yang kerdil
Terluka dan terobek sampai ke dalam sanubari
Tiada berbekas akan sakitnya hati
Kemana kan kucari lagi
Indahnya alam yang telah melahirkanku
Kemana aku mengadu untuk kembalinya alam permaiku
Semua telah gersang tanpa kendali dan manusia tinggal menuai bencana
Kutunggu manusia-manusia baru untuk berkarya
Tiada akal yang bisa menggapai
Entah kapan akan kembali
Gunung dan lembah yang kembali bersemi lagi
Bumiku
Oleh: Tommy Agus Purnomo
Kau sapa hadirku, dengan sejuk udaramu
Dekap aku dalam hijau peluk manjamu
Kau ceritakan rimbun daunmu
Kau kabarkan pada elang, pada kumbang, pada setiap penjuru
Kau hapuskan rinduku
Rindu hutanku, rindu alamku, rindu bumiku
Tak ingin kusiakan
Kau janjikan damai dalam kenyataan
Kutitipkan cikal tonggak raksasa
Biarkan akarnya menembus bumimu, memeluk asa
Menjagamu setiap waktu
Dalam damai sejuk dan hijau
Bumiku Ciliwung, Telaga Warna
‘Ku kan kembali dengan cerita
Tentang aku kau semesta raya
Kan kujaga sepanjang masa
Menembus Rimba
(Oleh: Muhammad Hatta)
Kami pergi ke suatu tempat yang jauh dari kota
Jauh pula dari kebisingan, polusi, dan penyakit jiwa
Aku bersama teman baruku menembus rimba
Bertualang dapatkan ilmu baru dan segarkan mata
Rindang, tinggi, dan sejuknya pepohonan
Berteman baik dengan suara hewan damaikan pikiran
Aku datang untuk pelajari seluk beluk hutan
Bukan ‘tuk buka lahan apalagi tebang pepohonan
Aku dan temanku datang dengan maksud baik
Kalian jangan takut apalagi panik
Oh Tuhan, semoga hutanku tetap hijau, asri, dan lestari
Jauhkanlah hutanku dari fraksi mafia rakus penuh konspirasi
Yang akan bakar hutan ‘tuk jadi jalanan dan bangun gedung dan gudang dengan tumbangkan pepohonan demi keuntungan dan penuhi brankas besi
Tanpa hiraukan keseimbangan dan nasib anak cucu nanti
Keindahan Alam Ternodai
Sungguh betapa indahnya alam ini
Hutan lebat nan hijau
Dengan beragam tumbuhan unik di dalamnya
Gunung-gemunung yang tinggi menjulang
Yang ketinggiannya mencakar langit
Laut biru yang amat luas seluas mata memandang
Akan tetapi… Tangan-tangan manusia dengan seenaknya merusak alam
Pohon-pohon ditumpas habis tak bersisa
Sungai-sungai ternodai limbah pabrik
Hutan-hutan dibakar habis tak keruan
Mengapa manusia merusak alam?
Bukankan alam sendiri yang menyediakan kebutuhan manusia?
Padahal manusia akan terkena dampaknya jika mereka merusak alam
Indahnya Alam Ini
Batapa indahnya alam kita ini
Ombak bergemuruh
Udara senyuk menentramkan
Domba putihpun terbang menuju kemari
Kita berdiri dengan beralaskan tanah
Kita berdiri dengan beratapkan langit
Untuk melihat keindahan alam sekitar
Keindahan alam yang terhampar luas
Akan ku pertaruhkan nyawa ini
Akan ku pertahankan raga ini
Bertahan pada tanduk sebuah gunung
Demi kagumi keindahanmu
Bumi Bersabda
Belum nampak mendung menutupi langit
Seberkas haru yang larut terbalut kalut dan takut
Terpaku ratap menatap jiwa yang penuh rindu
Sejukkan dahaga jiwa serta sendu merayu
Bulan tak ingin membawakan tawa manja
Kala waktu tak ingin berkawan pada malam
Saat bintang bersembunyi berharap sunyi sendiri
Terhapus awan gelap yang menutupi langit
Bulan tampil dengan cantik menarik pada jiwa ini
Hitam memang menang menutupi terang
Namun sang fajar bersama mentari akan menari
Bersama senandung salam pada alam pagi
Desa Damai
Kau adalah tempat yang terindah
Jauh dari ramainya kota Yang penuh dengan kesibukan dan kemacetan
Tempatmu yang penuh dengan pepohonan
Menjadikanmu tempat yang damai, Jauh dari kebisingan kota yang selalu melanda
Kau adalah tempat yang indah
Dengan barisan bukit dan pepohonan
Kau membuat manusia selalu ingin hidup di tempatmu
Puisi Garam Geram
Oleh: Ali Amrullah
Geram garamku terguyur hujan
Kencang angin tak imbang mentari bersinar
Geram garamku kosong airku
“Jarangan” penuh tak pernah mengalir
Tak ada air “Jokan”
Apalagi “Snitan”
Geram garamku gemuruh terus menggelegar
“Glinding” menganggur
“Kerokan” manyun
Tak ada yang perlu berputar
Air Tua dibalas Air Muda
Tak perlu “Meleram”
“Ngeleb” apalagi…
Geram garamku diamkan saja
Tak ada Air 20
Pun jua 25
Geram garamku
Aku pun geram…
Tak perlu mengutuk gelap sore langit
Tak Perlu mengutuk Tuhan
“Kumbang” dulu romantis
“Laut” pun selalu senyum manis
Kini…
“Barat” menyeringai
Bintang
Saat malam tiba dengan langit yang gemerlap
Saat itu pula akupun mulai tersenyum
Melihat bintang dengan berpijar
Bagaikan tebaran harap pada kehidupan
Namun hatiku kian murung
Saat awan hitam mulai menutupi langit
Saat bintang itu mulai tertutup gelap
Bahkan saat sinarnya mulai meredup tak terlihat
Saat terangnya menghiasi langit
Sering ku pandangi bintang yang paling terang
Dan ingin rasanya ku petik untuk manjakan hati
Agar hidupku ini penuh dengan harapan
Keelokan Alam
Saat aku perlahan membuka mataku, ku tak percaya bahwa itu nyata
Aku masih berpikir, mungkin aku masih bermimpi
Namun aku sadar bahwa keindahan itu nyata
Sungguh elok terlihat lautan biru terbentang luas
Gunung yang berbaris tak beraturan
Langit yang berhiaskan pelangi yang memiliki keindahan satu sama lain
Deburan Ombak
Ombak yang menerjang di laut
Saling berkejar memecah di batu karang
Menghempasnya, hingga terlihat aneka keong yang bertebaran dari dasar lautan
Ombak yang menerjang terdengar tiada henti
Seolah memberikan pesan pada kita
Bahwa alam ini tercipta begitu indah yang memberikan kenyamanan pada kita