53 Puisi Roman Picisan tentang Cinta dan Rindu Romantis #2
53 Puisi Roman Picisan tentang Cinta dan Rindu Romantis #2
Source : titikdua.net
Puisi roman picisan tentang sahabat
“Aku percaya
Persahabatan ini
Telah dewasa pada akhirnya
Dia memberi nyaman dengan tawa
Dia bahagia dengan kebersamaan
Dia tulus dengan pengorbanan
Persahabatan ini tak selalu saling menguji
Tidak juga ada niat untuk menyakiti” ~ Roman
Keharuan mana
Yang bisa kudustakan
Melihat ketulusan
Yang tak terbantahkan
Semangat mereka begitu membara
Mencari keadilan yang tak bermuata” ~ Roman
Saat aku jatuh terpuruk tak berdaya
Persahabatanku ku agungkan di nadiku
Tekadku ada di pundak merekea
Harapanku kokoh
Dalam genggaman mereka.
“Disini aku merangkul sahabatku
Dan disana kupeluk bidadari cintaku” ~ Roman
Puisi roman picisan tentang ibu
Kata siapa gak ada yang gratis di dunia ini? Ada, cinta dari seorang ibu untuk anaknya ~
“Ada banyak panggilanmu bunda, mama, atau ibu
Satu yang pasti, panggilan itu lebih mulia daripada ratu
Kau relakan tubuhmu, sebagai pintu masuk kami ke dunia ini
Kau hancurkan egomu, demi hadirkan tawa
Dibalik derai tangis kami, kau adalah pelangi dalam jiwaku
Kau lah kehangatan, disaat aku lelap dalam pangkuanmu” – Roman Picisan
Puisi roman picisan maaf
Dalam satu rongga kau hembus bila si kerongkong membengkok..tapi sampai bila kau harapkan ia.
Kita bukannya tidak saling sayang,kita hanya terlalu sering melukai satu sama lain ~
Kadang rindu ini melelahkan tapi menjadi candu ~
Detak rinduku sudah tak lagi tentang kamu,mungkin rindu ini sudah terlalu capek mendengar nama yang itu-itu saja.
Sampai kering air mata ini menangisimu, Sudah… tolong jangan kembali lagi sudah cukup hati ini remuk redam kau buat.
Terluka itu pasti tapi bangkit untuk bahagia lagi itu lebih penting daripada sekedar meratapi yang tidak pasti.
Kadang untuk bisa terus hidup kita harus mati dulu kemudian bangkit dan hidup lagi ~
Andainya kita bersama belum tentu kita bahagia,bahagiamu bukan aku ~
Doaku malam ini dengan seijin semesta ijinkan aku berpindah ke lain hati, sudah terlalu perih luka ini ~
Malamku sudah bukan tentang kamu, maaf rinduku sudah tak berdegup lagi untukmu ~
Aku tahu diri tak semuanya bisa seperti yang kita mau, maka dari itu aku menyerah. Maaf.
Saling mendoakan, saling mengerti, saling memaafkan, saling berjuang, saling memahami, saling membahagiakan. Duh… Indah banget 🙂
Pergilah… menghilang sajalah kalau cuma datang untuk meninggalkan luka di hati.
Darimu aku belajar apa itu berkorban, meski kadang apa yang kita korbankan adalah satu-satunya yang kita miliki.
Tak ada yang namanya kebetulan, mungkin pertemuan kita memang sudah ditakdirkan agar aku bisa belajar apa itu cinta.
Saat hati kamu berkata iya tapi keadaan berkata tidak, coba pejamkan mata sebentar dan berserah kepada-Nya.
Pergilah saat aku benar-benar sayang, karena jika aku yang pergi berarti bukan kamu lagi pemilik hati ini.
Aku tak sekuat itu untuk melawan rindu ini sendiri, maka dari itu aku butuh kamu.
Disetiap alunan doaku namamu selalu kusebut, meski bahagiamu bukan aku.
Bahagiakah kamu di sana? Apakah masih senang tertawa seperti dulu, karena meninggalkanku disini adalah pilihanmu untuk bahagia.
Pernah kularung harapan ini ke laut tak bertepi tapi takdir berkata lain, ternyata deburan ombak ini mengantarkanku kembali padamu ~
Kau dan aku tidak ditakdirkan untuk berada dalam satu kisah yang indah, percaya atau tidak begitulah kenyataannya.
Rindu ini cuma sebatas surat cinta yang tak pernah tersampaikan.
Entah gimana rasanya jika kita bertemu lagi,rasa yang dulu saling memiliki harus hilang hanya karena keadaan.
Puisi roman picisan tentang ayah
Tuhan..
Pedih ini mengoyak hati
Karena kurobohkan kebanggaan bapak
Menjadi luluh lantak
Bulan purnamaku pun
Di balik awan tak nampak
Tuhan..
Teguhkan hati ini
Agar ku raih lagi senyuman
Di wajah bapakku
Dan tetap jalani romansa
Dengan bidadariku.
Puisi roman picisan untuk Wulandari
Kamu tahu hati yang satu ini selalu ramai dengan kalimat merindukanmu.
Jangan biarkan aku sering berdiskusi dengan rindu sendiri,selalu saja tentang kamu yang tak pernah mau mengerti tentang diri ini.
Kamu tahu,sekedar merindukanmu meluluhlantahkan semua egoku.
Ada yang tahu wajah rindu? Ini hari sabtu, rindu… sebentar lagi kita akan bertemu ~
Selamat tidur, aku masih di luar tolong buka pintu gerbang mimpimu agar aku bisa masuk dan mencumbumu di sana ~
Aku merindukanmu lebih daripada yang bisa kutanggung ~
Jangan tunggu aku pulang rinduku datang terlambat ~
Dinginnya malam ini hanya sementara, dinginnya hatimu yang membuatku sengsara.
Jatuhlah, terpuruklah sedalam-dalamnya kemudian bangkit. Suatu saat mereka akan belajar padamu bagaimana cara bertahan.
Paparan sinar rembulan malam ini samar-samar membentuk siluet dirimu di dinding-dinding kamarku. Iya, aku rindu ~
Tersirat hujan di mataku yang sering kali jatuh perlahan,namun bertemu denganmu mengejawantahkan rinduku ~
Akan kupasang mataku disetiap sajak yang ku tulis,agar saat kamu membacanya kita bisa saling menatap dan melepas rindu ~
Bayanganmu semakin memudar hingga akhirnya aku tersadar tak ada lagi kamu yang biasa menjadi tempatku bersandar.
Aku semakin akrab dengan kesendirian saat kau memutuskan untuk berpindah haluan.
Jangan tanyakan kenapa aku pergi tapi renungkan apa yang telah kau sia-siakan selama ini.
Bukankah untuk mendapatkan cinta yang baik kita harus berjuang bersama? Maka dari itu aku butuh kamu.
Tak ada yang perlu kamu risaukan meski bahagiamu bukan aku, akan selalu ada alunan doa untukmu di seberang sana.