Kumpulan Sajak Setyawan Samad
Kumpulan Sajak Setyawan Samad
Source : jawapos.com
Pagi dan Lampu Jalan yang Padam
Tidak seperti biasanya
Petang pukul tujuh
Telah ramai di telinga
Sunyi depan teras rumah
Tidak ada selamat pagi
Sebab yang semalam telah usai
Kau memang benar
Lampu jalan hanya untuk sementara
Dan,
Aku sadar sekarang
Itu berlaku di kotamu
Namun, tidak di kotaku
Hujan deras di pelataran dada
Jalanan basah kau pun tiada
Malangnya aku selalu menunggu
Pada kepastian yang tak tentu
Aku harap pagimu lebih baik
Bangun sebelum semua lampu padam
Beberapa pelangi tepat di matamu
Dan roti tanpa ragi habis kau santap
Jika ada yang bertanya siapa aku?
Aku adalah hujan kala kau tertidur
Dan cahaya ketika kau terbangun.
2019
—
Yang Istimewa dari Hujan
Yang istimewa dari hujan
Ia selalu menyimpan kesuburan
Pada tetes-tetes kerinduan
Atas segala hunian termasuk tubuhmu
Yang istimewa dari hujan
Ia jatuh tanpa harus takut luluh
Mengikhlaskan awan pada kesendirian
Hingga membuai diriku di permukaan bumi
Yang istimewa dari hujan
Ia adalah bianglala pada setiap rintik
Menitipkan aroma tanah
Dari akar kasih sayang
Hujan dan ingatan
Deras dan keheningan
Tumbuh di setiap bunyi
Mekar di dirimu sendiri
2019
—
Elegi Kota Ini
Kota ini lahir dengan bunyi resah yang tak beraturan
Saat tiang listrik menyaring di telinga
Jalanan penuh langkah tak berirama
Suara manusia terbakar membara
Dan melantunkan tangis derita
Kota ini menghidupi dirinya sendiri sejak lama di hutan rempah
Mengais hasil pelepah tua dari tanah
Tumbuh pada tubuh muda yang megah
Berbuah mayang penuh moyang
Sampai akhirnya petuah jadi sumpah
Kota ini mengairi tubuhnya yang penuh hanyut
Pada tegukan panas dada
Pada tetes yang membanjiri beranda
Pada basah di puting yang berbeda
Dan mengalir sampai jeda
2019
SETYAWAN SAMAD
Penulis kelahiran Banda Neira ini aktif dalam berbagai kegiatan dan diskusi sastra di Ambon, Maluku. Bisa disapa di @see.neira
Karangan Chairil Anwar yang berjudul “Sajak Putih”
Source : gramedia.com
…
Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita mati datang tidak membelah