Sajak Bebas

Sajak Bebas

Source : basasunda.com

Sajak atau bentuk puisi dalam bahasa sunda ini juga sering di sebut dengan sajak bebas. Disebut bebas karena sajak tidak terikat oleh aturan seperti pada jumlah baitnya, jumlah suku katanya, dan persamaan suara pada ujung di setiap barisnya.

Bebas disini tentu saja relatif juga pengertiannya. Misalnya, apabila sajak dibandingkan dengan guguritan yang ditulis dalam bentuk pupuh, jelas sajak itu lebih bebas, atau umpamanya dibandingkan dengan sisindiran, sajak tidak terikat oleh sampiran dan isi, atau jika dibandingkan dengan mantra, sajak tidak begitu terikat oleh aturan kata yang mengandung kekuatan gaib, atau diucapkan untuk tujuan-tujuan khusus yang berhubungan dengan kepercayaan.

Sajak heunteu kauger ku jumlah padalisan dina sapadana, jumlah éngang dina unggal padana, atawa sora tungtung dina unggal padalisan.

Jadi, sajak hanya terikat oleh diksi dan wirahma saja, oleh sebab itulah tidak disebut sebagai wangun lancaran atau bentuk prosa. Wirahma menjadi ciri utama dalam sajak terasa sangat menonjol, bisa jadi karena ini adalah bentuk kata puisi-puisi, atau bisa jadi seperti yang ada pada pupuh tidak dipakai.